ini, suasana kampus UNJ (Universitas Negeri Jakarta) penuh dengan kata
penolakan akan Syiah. Bukan tanpa alasan, mahasiswa menyerukan satu kata
bersamaan ANTI-SYIAH di UNJ khusunya belakangan ini.
![]() |
Suasana |
UNJ akan syiah di kampus berawal dari adanya kegiatan yang diadakan Jurusan
Ilmu Agama Islam (JIAI) pada tanggal 7 Maret 2014, di Ruang Serbaguna FIS UNJ yang mendatangkan salah satu tokoh syiah di Indonesia, yaitu
Jalaludin Rahmat. Kegiatan yang
diadakan
oleh JIAI ini
bertujuan sebagai penunjang bahan perkuliahan dari JIAI dengan
mengusung tema “Mencari Format
Islam yang Moderat dan berwawasan Keindonesiaan”.
Rahmat sebagai salah satu pembicara melahirkan banyak respon di khalayak
mahasiswa UNJ dan alhasil banyaknya penolakan dari berbagai pihak yang ada di kampus.
Pada dasarnya seminar kegiatan ini ditujukan untuk konsumsi mahasiswa JIAI
sebagai penunjang bahan pelajaran kuliah. Pihak panitia kegiatan dari JIAI mengaku
tidak ada informasi terhadap pihak luar . Akan tetapi hal tersebut mendapat
reaksi lain dari mahasiswa UNJ. Mereka melakukan penolakan dengan adanya kedatangan
Jalaludin Rahmat sebagai pembicara. Padahal bukan hanya Jalaudin Rahmat yang
dijadikan pembicara, panitia pun turut mengundang Bapak Ali dari Afganistan, dan pembicara lain
yang dijadikan narasumber sebagai penghasil informasi tambahan terkait
pandangan para pembicara tentang tema dari acara tersebut.
![]() |
Diana, Koor Sie Acara |
Sie Acara tersebut
mengatakan “ Tujuan diadakan kegiatan ini untuk pemahaman kondisi yang ada di
masyarakat saat ini dengan adanya
berbagai aliran berbeda dan dapat bertindak bijak dalam mengaplikasikan ilmu
yang ada di masyarakat”.
Sedangkan,
segenap lembaga dakwah yanga ada di UNJ sepakat menolak dengan adanya
kedatangan dari tokoh syiah sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut.
![]() |
Gerdiansuah Winandi, Ketua Lembaga Dakwah Fakultas Ekonomi. |
Winandi, sebagai ketua Lembaga Dakwah Fakultas Ekonomi, berpendapat
“ Dengan kedatangan Jalaludin Rahmat yang dikatakan sebagai tokoh syiah dan sudah jelas dikatakan oleh MUI menganut
aliran yang sesat, dikhawatirkan dapat memberikan dampak
negatif kepada JIAI yang merupakan pencetak guru agama dan sangat fundamaental
dan dikhawatirkan memberi dampak paradigma berbeda tersendiri bagi orang awam
yang tidak mengerti dan tidak tau akan syiah sendiri”.
You may also like
-
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Membantah Rumor Konflik dengan Kementerian Pertanian
-
Rekomendasi Serial Baru: Get Rich, Murid vs. Sekolah
-
Transformasi DKI Menjadi DKJ: Jakarta sebagai Pusat Ekonomi Indonesia
-
Penutupan Total Kawasan Wisata Bromo Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan, Apa Dampaknya Terhadap Perekonomian Indonesia?
-
SRI MULYANI REVEALS LATE SALARY OF TEACHERS AND HEALTHCARE PROFESSIONALS
Gw jg sbg mahasiswa kurang setuju dgn kedatangan mrka di unj,jelas2 mereka sesat, buat apa di undang jadi narasumber -,-
syiah itu bukan islam !