kreativitas masyarakat terutama mahasiswa. Kamera digital contohnya, dari
sebuah alat penangkap gambar ini muncul kreativitas-kreativitas baru yang
menjadi sebuah karya. Karya yang dihasilkan merupakan wujud apresiasi terhadap
suatu objek tertentu. Hal ini yang tengah dilakukan oleh Kelompok Mahasiswa
Peminat Fotografi (KMPF) Universitas Negeri Jakarta dalam pameran foto hasil
karya dari anggota KMPF itu sendiri. Pameran ini mengangkat hunting moment
sebagai salah satu wadahnya dalam menyalurkan apresiasi hasil potret. Pada
Kamis, 17 Maret dan Jumat, 18 Maret 2016 KMPF sukses menyelenggarakan pameran
selama dua hari di Humas Universitas Negeri Jakarta yang bertempat di belakang
Gedung Rektorat. Diawali dengan sesi pembukaan yang secara langsung dilakukan
oleh Wakil Rektor III Universitas Negeri Jakarta, Dr. A. Sofyan Hanif, M.Pd, pameran
tersebut cukup ramai didatangi para mahasiswa Universitas Negeri Jakarta yang
meminati fotografi atau sekedar datang dan mengabadikan moment tersebut dengan
teman-temannya.
Antusiasme pengunjung |
program kerja pertamanya di awal kepengurusan mengambil imlek sebagai tema
utama. Dalam pamerannya yang mengusung judul RED : The Fire Monkey, KMPF
mengambil judul berdasarkan makna dari imlek itu sendiri. Jika dijabarkan maka
RED mempunyai arti merah yang melambangkan warna budaya dari masyarakat etnis
China, sedangkan The Fire Monkey mempunyai arti monyet api. Secara keseluruhan
RED : The Fire Monkey bermakna tahun baru monyet api.
sesi talkshow ditengah pameran |
juga talkshow yang diadakan untuk
membahas lebih lanjut mengenai foto-foto yang diambil beserta makna dan teknis
pengambilan gambarnya. Dengan mengundang Edi Januar, alumni KMPF 2015 yang telah
lulus pada 2015 lalu sebagai pembicara. Para pengunjung terlihat antusias
dengan menanyakan makna dari tiap-tiap foto yang ditampilkan. Beberapa juga ada
yang memberikan komentarnya secara terbuka sekaligus menceritakan pengalamannya
kurang lebih tidak jauh dari tema acara yaitu Hari Raya Imlek.
Tito Farid, Ketua Pelaksana Pameran RED : The Fire Monkey |
dilakukan oleh anggota KMPF di Jakarta dan Bogor. Tidak semua hasil foto
ditampilkan dalam pameran, melainkan ada tahap seleksi (kurasi) yang meloloskan
sekitar 15 orang anggota yang karyanya ditampilkan dalam pameran. “Kebetulan
karena tempat hunting Jakarta di Klenteng Petak Sembilan pusat masyarakat
Tionghoa bekas tempat kebakaran, sehingga dalam pengambilan foto kurang
menunjukan simbol imlek secara menyeluruh” ungkap Tito Farid selaku ketua
pelaksana pameran. Foto hasil hunting moment ditampilkan secara beralur dalam
pameran, tanpa menghilangkan makna imlek itu sendiri.
oleh masyarakat Tionghoa, yang nantinya akan di lombakan di luar Universitas
Negeri Jakarta. Selanjutnya KMPF akan mengangkat hari besar nasional untuk
proker pamerannya. Dengan adanya pameran foto seperti ini di tiap tahunnya, diharapkan
pameran tersebut dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi para pecinta
fotografi dan generasi muda lainnya untuk terus berkarya.
You may also like
-
Revitalizing Transportation: Say Goodbye to E-toll, Starting 2024 E-toll tapping to be Phased Out, Here’s What’s Coming!
-
PANDAWARA GROUP BELAJAR PENGELOLAAN SAMPAH DI DENMARK, NEGARA TERBERSIH DI DUNIA
-
Kecelakaan Pesawat TNI AU: Empat Penerbang Gugur dalam Latihan Formasi
-
Kibarkan Bendera Putih, Ratusan Ribu Warga Palestina Dipaksa Meninggalkan Kediamannya
-
Pariwisata Berkembang, Ekonomi Menguat: Transformasi Transaksi Digital Melalui QRIS Cross Border