manusia pasti berharap bisa mencapai cita cita hidupnya. Dalam prosesnya, kita
dihadapi oleh beraneka ragam rintangan. Saya yakin setiap manusia pasti setuju
dengan hal ini. Dalam tulisan ini, saya akan memberikan anda sebuah referensi
buku bacaan yang wajib anda tahu. Buku ini sangat memotivasi saya, dalam
mencapai cita cita yang telah saya goreskan J. Check this out…
Judul : My Brief History by Stephen Hawking
Ukuran
: 15 x 21 cm
Tebal
: 160 halaman
Harga
: Rp. 58.000,-
ISBN
: 978-602-03-0006-1
Terbit
: Januari 2014
kalian tahu siapa itu Stephen Hawking ?
Hawking adalah seorang ahli fisika teoritis yang sangat melegenda. Beberapa
teorinya yang terkenal di dunia antara lain, teori kosmologi, gravitasi
kuantum, lubang hitam dan radiasi Hawking. Buku My Brief History merupakan
salah satu buku bestseller dari Stephen Hawking.
buku ini dapat memotivasi hidup pembacanya ?
tarik yang ditawarkan oleh buku ini, sangatlah banyak. Tidak hanya menjelaskan
rangkaian teori yang beliau hasilkan. Namun segala kisah hidupnya seperti kisah
masa kecil, kehidupan sekolah, percintaanya, alasan ia tertarik dengan fisika,
sampai bagaimana caranya bertahan hidup melawan penyakitnya. Bagaimana menurut
anda ? Begitu menggairahkan untuk dibaca bukan ?
ini memiliki judul yang berbeda, sesuai dengan negara penerbitannya. Aslinya,
buku ini terbit pada tahun 1998 dengan judul A Brief History of Time. Namun diadopsi ke dalam bahasa Indonesia,
dan kembali diterbitkan di tahun 2014. Terbitnya buku ini ditahun 1998, membuat
masyarakat tercengang. Bagaimana tidak ? Dalam buku ini, diceritakan bahwa
seorang yang lumpuh total dan hanya bisa berkomunikasi dengan alat pembantu,
bisa menjadi salah satu orang pertama yang berhasil mengungkap salah satu
misteri terbesar sepanjang sejarah manusia tentang alam semesta. Berikut akan
saya ulas potongan kisahnya..
Hawking memiliki kedua orangtua yang berprofesi sebagai dokter. Sejak kecil
Stephen Hawking telah didorong oleh ayahnya untuk mempelajari sains. Inilah
yang memicunya untuk menjadi seorang ahli fisika. Diwaktu sekolah, Hawking
sering diremehkan oleh teman temannya, dan dianggap sebagai anak yang bodoh dan
tidak bermanfaat.
masa kuliah, Stephen Hawking (21 tahun) didiagnosa terkena Amyotrophic lateral
sclerosis (ALS) yang artinya tubuhnya akan berangsur-angsur mengalami
kelumpuhan total, kehilangan kemampuan berbicara (bisu), dan divonis sama dokter
bahwa kemungkinan sisa waktu hidup hanya 2 tahun. Dengan segala perjuangan
fisik, mental, dan pemikiran yang mungkin takkan pernah kita bayangkan, Hawking
berhasil meraih gelar Doktoral S3 (Phd) di bidangTheoretical Physics dari
Universitas Cambridge pada umur 24 tahun.
buku ini Hawking juga menceritakan mengenai kehidupan pribadinya. Awal mula
pertemuannya dengan Jane Wilde yang kemudian menjadi istrinya, kelahiran ketiga
anaknya, perceraiannya dengan Jane Wilde, pernikahannya dengan perawat pribadinya
(Elaine Mason), dan bagaimana ia menjalani kehidupannya saat ini setelah
bercerai dari Elaine Mason.
umum,buku ini sangat layak untuk dibaca. Walaupun seorang ahli sains, namun
Stephen Hawking dapat menghibur pembaca melalui tulisan-tulisannya yang kadang
disertai humor. Isi buku ini pun dikemas dalam bentuk yang menarik, perpaduan
antara cerita, kutipan cerita dan dokumentasi foto-foto dari Stephen Hawking
yang belum dipublikasikan ke publik sebelumnya.
adalah kisah yang sangat inspiratif dan memberi semangat untuk mencapai cita
cita hidup. Sebagai seorang pelajar, kita patut untuk meneladani kegigihan
beliau. Salah satu kalimat yang saya suka dari Stephen Hawking di buku ini
adalah:
kemungkinan mati muda, kita jadi sadar bahwa kehidupan itu layak dijalani dan
ada banyak hal yang kita ingin lakukan”
You may also like
-
The President of Indonesia Expected the Announcement of Civil Servant’s Increased Salary
-
How to Be a Great Public Speaker
-
Skill Penting yang Harus Dimiliki Oleh Mahasiswa untuk Mempersiapkan dan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja
-
PRESIDENT JOKOWI DISTRIBUTES Rp800 BILLION FOR LAMPUNG INFRASTRUCTURE IMPROVEMENT
-
Bahaya dari Kecerdasan Buatan ChatGPT Terhadap Lingkungan yang Belum Siap