![]() |
Sumber: Google.com |
Brand Belief: Strategi Membangun Merek Berbasis keyakinan
Andi M. Sadat
Salemba Empat
202 Halaman
2009
978-979-061-034-7
lebih dari sekedar produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Bahkan
merek mampu melakukan banyak hal yang tidak bisa dilakukan produk. Melalui
merek segalanya bisa menjadi hidup, bernilai, dinamis, dan berkesinambungan.
Sebuah merek merefleksikan banyak hal termasuk jati diri sebuah
perusahaan. Jati diri perusahaan
terbentuk dari keyakinan keyakinan (beliefs) yang mau tidak mau harus dimiliki
secara internal oleh perusahaan. Dengan demikian keyakinan itu bukan dari
eksternal atau luar perusahaan, melainkan berasal dari internal perusahaan yang
diperoleh dari berbagai sumber seperti founding person, brand history, dan
brand evolution.
merek merupakan inti yang dimiliki sebuah merek sehingga menjadi pola pikir
yang tergambar pada seluruh aktivitas. Davin A. Aaker menyebutkan bahwa inti
sebuah merek sebagai brand essense. Sementara founding person diperoleh dari
orang yang pertama kali menciptakan dan mengembangkannya. Misalnya, Honda tidak
akan pernah bisa dipisahkan dari Soichiro Honda sebagai pendirinya. Nilai-nilai
pribadi yang dimiliki oleh Soichiro Honda yang kuat, diterima sebagai keyakinan
Honda hingga saat ini.
sejarah merek (brand history) banyak diwarnai oleh nilai keyakinan. Nilai-nilai
yang diserap di masa lalu dan terbukti dapat berfungsi dengan baik akan
dianggap sebagai kebenaran. Sebagai contoh eksistensi Garuda Indonesia tidak
bisa dilepaskan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Bahkan pesawat
pertama yang dimilikinya adalah hasil sumbangan masyarakat Aceh di tengah
perjuangan bangsa merebut kemerdekaan. Wajar saja keyakinan ini mewarnai Garuda
Indonesia kini, dengan beberapa potongan iklannya terdapat tagline “…kan
kujaga demi nusa dan bangsa” semakin membuat rasa nasionalisme, dalam
merefleksikan sejarah merek sebagai bagian perusahaan.
evolusi merek (brand evolution) adalah perjalanan panjang sebuah merek dalam
menjalani pergerakan pasar dan persaingan sebagai sumber keyakinan perusahaan.
Contoh perusahaan Nokia, setelah beberapa kali mereposisi bisnisnya, Nokia
tumbuh menjadi merek yang terus berkembang (growth mindset). Hal ini
dimungkinkan karena Nokia telah melalui proses panjang yang semakin mengukuhkan
bahwa apa yang diyakini sebagai keyakinan selama ini telah membawanya sampai
sekarang, bergerak fleksibel dalam merespon setiap perubahan, termasuk
menghadapi pesaingnya di pasar.
keyakinan bukan diperoleh dari luar seperti dipraktikan oleh banyak perusahaan
yang sering terjebak pada pencarian berkepanjangan sumber-sumber keyakinan dari
luar. Banyak diantarnya rela meniru rahasia sukses perusahaan lain yang belum
tentu sesuai dengan bisnis dan tantangan yang mereka hadapi -Rp
You may also like
-
How to Be a Great Public Speaker
-
Skill Penting yang Harus Dimiliki Oleh Mahasiswa untuk Mempersiapkan dan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja
-
PRESIDENT JOKOWI DISTRIBUTES Rp800 BILLION FOR LAMPUNG INFRASTRUCTURE IMPROVEMENT
-
Bahaya dari Kecerdasan Buatan ChatGPT Terhadap Lingkungan yang Belum Siap
-
Membangun Hidup Sederhana dengan Minimalism Lifestyle: Tren Baru di Kalangan Generasi Z