nasional kembali lesu pada pekan ke empat November 2016. Hal tersebut merupakan
imbas dari adanya pelemahan rupiah belakang ini yang sempat mencapai Rp 13.558
. Tak hanya itu, kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang diperkirakan akan
terjadi pada bulan desember mendatang turut berimbas pada laju IHSG. Sepanjang
21 November – 25 November 2016, kinerja IHSG tercatat turun 0,93 persen ke
level 5.122 jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya 5.170. Turunnya IHSG ini
sejalan dengan kapitalisasi pasar yang turun 0,81 persen menjadi Rp5.543
triliun dari Rp5.589 triliun. Tujuh dari sepuluh sektor saham tercatat melemah
pada pekan keempat November. Melemahnya kinerja sektor saham dipimpin oleh
sektor keuangan yang anjlok sebesar 3,12%. Hal tersebut terjadi akibat dari
adanya rancangan kenaikan tingkat suku bunga The Fed bulan depan. Selanjutnya,
sektor keuangan disusul oleh sektor aneka industri: (-2,47%), Infrastruktur:
(-1,87%), properti: (-0,55%), Perdagangan: (-0,52 %), Manufaktur: (-0,49%),
serta Barang dan konsumsi: (-0,09 %).
kinerja bursa Amerika Serikat meningkat. Tiga teratas diduduki oleh S&P 500
sebesar 0,39%, Down Jones sebesar 0,36%, dan Nasdaq sebesar 0,34%. Sikap
investor pada minggu ini diperkirakan masih ‘wait and see’. Hal tersebut
ditunjukkan investor karena berkaitan dengan rencana naiknya tingkat suku bunga
The Fed. Kondisi pekan ini diperkirakan akan sama dengan kondisi pekan lalu,
jadi kondisi IHSG pun diperkirakan akan stagnan. (ACM)
You may also like
-
The President of Indonesia Expected the Announcement of Civil Servant’s Increased Salary
-
How to Be a Great Public Speaker
-
Skill Penting yang Harus Dimiliki Oleh Mahasiswa untuk Mempersiapkan dan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja
-
PRESIDENT JOKOWI DISTRIBUTES Rp800 BILLION FOR LAMPUNG INFRASTRUCTURE IMPROVEMENT
-
Bahaya dari Kecerdasan Buatan ChatGPT Terhadap Lingkungan yang Belum Siap