
Saat ini penyemprotan disinfektan sedang marak dilakukan dalam rangka mencegah penyebaran virus korona. Disinfektan itu sendiri adalah senyawa kimia yang digunakan untuk proses dekontaminasi, yang membunuh mikroorganisme virus bakteri. Penggunaanya diperuntukkan pada objek benda mati.
Di masyarakat sekarang sudah banyak beredar bilik disinfektan, baik yang disediakan oleh pemerintah setempat ataupun yang disumbangkan oleh masyarakat kepada pihak rumah sakit. Namun, Gugus Tugas Penanganan COVID-19 dalam keterangannya mengatakan jika penggunaan disinfektan pada tubuh manusia tidak direkomendasikan karena berbahaya bagi tubuh. Penyemprotan justru dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Mengutip dari laman Tirto.id, Sekolah Farmasi ITB menulis cairan disinfektan yang digunakan melawan COVID-19 dan digunakan di bilik disinfektan umumnya diluted bleach (larutan pemutih/natrium hipoklorit), klorin dioksida, etanol 70 persen. Selanjutnya kloroksilenol, elektrolisis larutan garam, amonium kuarterner (seperti benzalkonium klorida), glutaraldehid, hidrogen peroksida (H2O2) dan sebagainya. Bahan-bahan kimia ini berbahaya jika mengenai kulit atau tubuh manusia. Bahkan bahan disinfektan inhalasi gas klorin (Cl2) dan klorin dioksida (ClO2) dapat mengakibatkan iritasi parah pada saluran pernapasan menurut WHO.

Jika menggunakan larutan hipoklorit pada konsentrasi rendah secara terus menerus dalam jangka waktu lama, maka dapat mengakibatkan iritasi kulit dan kerusakan pada kulit. Sementara penggunaan pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kulit terbakar parah. Walaupun data masih terbatas, inhalasi hipoklorit (OCl–) dapat menimbulkan efek iritasi ringan pada saluran pernapasan.
Bahaya dari bahan disinfektan elektrolisis larutan garam tak jauh beda dengan klorin, klorin dioksida dan larutan hipoklorit. Sedangkan, bahan kloroksilenol (bahan aktif cairan antiseptik komersial) yang juga digunakan sebagai salah satu disinfektan dapat meningkatkan resiko tertelan atau secara tidak sengaja terhirup.
Adapun metode pencegahan selain menggunakan disinfektan adalah dengan mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dianggap paling ampuh membunuh virus. Sementara itu, penggunaan hand sanitizer merupakan opsional, apabila tidak bisa mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. (IVD/AWS).
You may also like
-
How to Be a Great Public Speaker
-
Skill Penting yang Harus Dimiliki Oleh Mahasiswa untuk Mempersiapkan dan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja
-
PRESIDENT JOKOWI DISTRIBUTES Rp800 BILLION FOR LAMPUNG INFRASTRUCTURE IMPROVEMENT
-
Bahaya dari Kecerdasan Buatan ChatGPT Terhadap Lingkungan yang Belum Siap
-
Membangun Hidup Sederhana dengan Minimalism Lifestyle: Tren Baru di Kalangan Generasi Z