Pada tahun 2021 prospek pertumbuhan ekonomi diperkirakan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) mengalami peningkatan dari proyeksi sebelumnya. Terdapat pula dukungan stimulus tambahan yang cukup besar di beberapa negara besar yang memungkinkan pertumbuhan ekonomi global di atas 5,5 persen. Adapun berbagai indikator dari sisi global yang menunjukkan pemulihan, di antaranya peningkatan harga komoditas hingga kinerja ekspor impor serta volume perdagangan, sedangkan dari sisi dalam negeri pemulihan terlihat dari mobilitas masyarakat yang meningkat sejalan dengan penyebaran kasus COVID-19 yang melandai. Dalam menyambut fase pemulihan ekonomi ini terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yakni:
- Ketimpangan
Meskipun pemulihan ekonomi mulai terjadi, Dana Moneter Internasional dalam laporan tiga bulanan World Economic Outlook yang dirilis pada April lalu memperingatkan risiko ketimpangan ekonomi meningkat dan cenderung membahayakan baik dalam negeri maupun antarnegara. Laporan tersebut menyatakan, tidak semua sektor ekonomi mengalami prospek pemulihan melainkan beberapa sektor diperkirakan akan terus mengalami keterpurukan, sementara sektor lainnya meningkat terus dalam jangka panjang. Pola pemulihan ekonomi ini sendiri menyerupai formasi huruf ”K” (K-Shape recovery) yang menandai sektor yang melejit dan ada banyak juga yang terpuruk.
- Tingkat inflasi
Amerika Serikat dan China sebagai perekonomian terbesar dunia mencatat pertumbuhan positif pada kuartal I 2021. Diketahui ekonomi AS melaju cepat dengan pertumbuhan 0,4 persen (yoy) didukung meningkatnya aktivitas seiring dilonggarkannya restriksi dengan semakin meluasnya distribusi vaksin serta tambahan stimulus yang diperkirakan dapat menopang laju pemulihan ke depan. Pertumbuhan ekonomi AS melaju lebih cepat, hal ini memicu kekhawatiran pada pasar keuangan global karena berpotensi terjadi reflasi atau kenaikan inflasi yang cepat di AS. Perlu adanya monitor terhadap dinamika ekonomi AS secara masif sebab fenomena ini dapat mengakibatkan penarikan stimulus moneter yang lebih cepat juga atau QE tapering yang berdampak negatif pada pasar keuangan global termasuk pasar keuangan domestik.
- Upaya yang perlu difokuskan
Dalam upaya menghadapi fase pemulihan yang berkelanjutan ada beberapa tahap yang menjadi fokus penting untuk diperhatikan. Pertama, tahap keluar dari krisis (escaping the crisis), yakni pengeluaran di sektor kesehatan, dukungan fiskal yang sesuai target, kebijakan moneter akomodatif, dan memantau risiko terhadap stabilitas sektor keuangan. Kedua, tahap menjaga pemulihan (safeguarding the recovery), yakni diperlukan peningkatan kapasitas produktif dan insentif untuk alokasi sumber daya yang efisien. Selanjutnya untuk jangka panjang, yakni diperlukan penguatan kerja sama internasional, reformasi kerangka kebijakan, serta penanganan perubahan iklim.
Research and Development by Nur Andini Auliani
Edited by Nanda
Sumber:
https://www.merdeka.com/uang/imf-jabarkan-berbagai-resiko-pemulihan-ekonomi-global-2021.html
https://www.medcom.id/ekonomi/global/DkqlZOnb-imf-ekonomi-dunia-berada-di-jalur-pemulihan
https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2021/05/18/divergensi-pemulihan-ekonomi/
You may also like
-
Paradoks Jevons: Efisiensi yang Justru Meningkatkan Konsumsi Sumber Daya
-
Dinamika Green Economy: Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi melalui Pembangunan Berkelanjutan
-
Paradox of Thrift: Menabung dapat Merugikan Negara, Kok Bisa?
-
Peran Pasar Modal dalam Pembentukan Masa Depan Keuangan Mahasiswa
-
Platform Digital Mengubah Bagaimana Bisnis dan Konsumen Berinteraksi