Indonesia Berhasil Evakuasi 26 WNI dari Afganistan dengan Selamat

Para pasukan AS akhirnya menarik mundur pasukan mereka setelah tercapainya kesepakatan antara Amerika Serikat dan kelompok Taliban sejak Februari 2020. Hal ini membuat kelompok Taliban semakin cepat dalam menguasai Kabul, bahkan mereka sudah sampai masuk ke dalam istana kepresidenan pada hari Minggu, 15 Agustus 2021. Negara-negara lain tidak menyangka bahwa pemerintah Afganistan menyerah dengan cepat begitu saja sehingga pengiriman transportasi untuk mengungsikan warganya dan staf kedutaan harus dipercepat. Konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang ini membuat jutaan warga terpaksa untuk menjadi pengungsi.

Salah satu negara yang mengevakuasi warganya adalah Indonesia. Retno Marsudi selaku Menteri Luar Negeri telah memastikan bahwa para WNI telah dapat dievakuasi dari Kabul, Afganistan. Para WNI ini akan segera tiba di Indonesia. Retno Marsudi melanjutkan bahwa tim evakuasi berhasil mengevakuasi 26 WNI, termasuk para staf KBRI, 5 warga negara Filipina, dan 2 warga negara Afganistan. Proses evakuasi ini tidaklah mudah, setelah pesawat evakuasi lepas landas dari Jakarta, tim yang berada di darat segera mengurus segala perizinan, mulai dari izin lalu lintas udara hingga izin pendaratan di Kabul. Beruntungnya perizinan semua dapat diperoleh sehingga pesawat dapat mendarat di Kabul. Kemudian, pesawat TNI AU tersebut lepas landas dari Kabul pukul 07.10 dan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma pada 21 Agustus 2021 pagi hari.

Seorang WNI memberikan kesaksiannya mengenai keadaan di Kabul, Afganistan. Keadaan di sana sudah sangat tidak terkendali, para warga berhamburan di jalanan dan pengendara sudah tidak memedulikan aturan lalu lintas. Keadaan ini terjadi setelah maklumat siaga 1 dikeluarkan oleh pihak keamanan. Kekacauan ini ternyata sudah dimulai beberapa hari sebelum hari penguasaan oleh Taliban tiba. Para warga berdesakan untuk mengantri di sejumlah mesin ATM dan juga bank. Beberapa toko sembako juga tutup sehingga harga sembako melambung naik.

Sejak Juli 2021, para penduduk berbondong-bondong menuju kantor pelayanan publik untuk mendapatkan visa, tetapi karena kedutaan memiliki keterbatasan dalam memenuhi seluruh permohonan, membuat penduduk nekat untuk tetap menuju bandara. Mereka tidak peduli meskipun harus bergelantungan pada badan pesawat karena bagi mereka yang terpenting adalah bagaimana meninggalkan Afganistan secepatnya.

(EN/KAN)