
Singapura mendadak menyalakan alarm siaga gelombang baru COVID-19 varian Omicron ketika banyak negara, termasuk Indonesia tengah bersiap beralih dari pandemi ke endemi. Hal itu disampaikan sendiri oleh Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, pada hari Minggu (5/6). Beliau memprediksi bahwa negaranya akan menghadapi gelombang baru pandemi ini pada bulan Juli atau Agustus mendatang.
Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, mengingat bahwa potensi itu terlihat dari menurunnya antibodi masyarakat serta serbuan subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5. Hal ini juga terjadi karena masyarakat tidak lagi menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Akibatnya, kini sudah ada tiga warga Singapura terdeteksi COVID-19, masing-masing dua kasus disebabkan COVID-19 BA.4 dan satu kasus lagi disebabkan oleh BA.5. “Ini bukan karena upaya pemodelan yang rumit, tetapi hanya fakta bahwa sekali gelombang mereda, empat hingga enam bulan kemudian kita harus mengharapkan gelombang lain untuk naik,” ucap Ong, pada hari Minggu (5/6/2022), dilansir melalui The Straits Times.
“Tidak akan ada yang terjadi hingga beberapa bulan kemudian saat antibodi kita mereda. Lalu, Anda akan melihat peningkatan BA.4 dan BA.5 pada Juli atau Agustus,” lanjutnya. Tiga kasus pertama dari subvarian terdeteksi di Singapura pada pertengahan Mei, tetapi para ahli mengatakan tidak ada alasan untuk mengkhawatirkan kasus tersebut.
Dilansir dari Channel News Asia, subvarian BA.4 dan BA.5 adalah penyebab munculnya gelombang baru COVID-19 di Afrika Selatan. Kementerian Kesehatan Singapura sebelumnya mengatakan dua varian tersebut mengandung mutasi pada protein spike yang tampaknya memungkinkan mereka untuk lolos dari jalur antibodi dan memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi daripada subvarian BA.1 dan BA.2 yang memicu wabah Omicron di Singapura. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa juga telah menjadikan varian ini termasuk dalam kelompok Variants of Concern (VoC) atau varian yang diperhatikan.
Atas penemuan tersebut, mereka pun mengaku akan mengamati terlebih dahulu perkembangan kasusnya di AS dan Eropa. Mereka memprediksi bahwa gelombang baru mungkin akan terjadi di kedua kawasan tersebut sebelum di Singapura. “Yang terpenting bukan jumlah kasusnya, tetapi berapa banyak orang yang sakit parah. Saya yakin dengan ketangguhan kita yang kuat, kita bisa melewati gelombang BA.4 dan BA.5,” tutur Ong. (RIF/REI)
You may also like
-
MULAI MENABUNG SEJAK MUDA UNTUK MEWUJUDKAN IMPIAN FINANSIAL MASA DEPAN
-
NCT DOJAEJUNG TERKESIMA DENGAN RUMAH BARU RAFFI AHMAD HINGGA INGIN MENJADI ANAK ANGKATNYA!
-
TUAI KONTROVERSI! BEGINI PENJELASAN TENTANG MARKETPLACE GURU
-
Sektor Bisnis Potensial di Masa Depan Menurut Erick Thohir
-
LIBURAN DENGAN MENGELUARKAN BIAYA HEMAT DAN TERJANGKAU DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN