Pada akhir April 2022, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tercatat sebesar 409,5 miliar dolar AS. Hal ini menjadi bukti bahwasannya utang Indonesia mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan posisi ULN bulan sebelumnya, yaitu sebesar 196,2 miliar dolar AS. Menteri Keuangan Sri Mulyani, melaporkan bahwa telah terjadi penurunan di tengah gejolak kondisi global Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia. Tercatat rasio utang yang didapat oleh Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu sebesar 39%.
Berdasarkan hasil laporan Bank Indonesia (BI), Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia telah mengalami tren penurunan hingga April 2022. Secara tahunan, pertumbuhan yang dialami oleh Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia telah mengalami kontraksi sebesar 7,3% (yoy), dan lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelum-sebelumnya.
Penurunan Utang Luar Negeri (ULN) Pemerintah terjadi akibat adanya beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang telah jatuh tempo pada bulan April 2022 dan juga adanya sebuah pergeseran penempatan dana oleh investor nonresiden yang sejalan dengan masih tingginya sebuah ketidakpastian yang ada di pasar keuangan global. Selain itu, komponen pinjaman juga mengalami sebuah penurunan secara neto, yang diiringi dengan pelunasan peminjaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan penarikan pinjaman dalam mendukung pembiayaan program dan proyek prioritas. Pembayaran utang USD sebesar 1,9 miliar juga menjadi salah satu penyebab terjadinya penurunan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia. Dari total pembayaran tersebut dapat dilihat juga pokok utang tercatat sebesar USD 1,576 miliar serta bunga yang didapat sebesar USD 374 juta. Hal ini disebabkan akibat pembayaran utang yang dilakukan oleh pemerintah dari penerimaan negara yang terus meningkat. Dalam empat bulan pertama pada tahun 2022 ini, APBN juga mengalami sebuah surplus hingga Rp103,1 triliun atau 0,58% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Berdasarkan sektornya, ULN terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pertambangan dan pengalihan; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; serta sektor industri pengolahan. Meskipun demikian, berkat struktur ULN Indonesia yang tetap sehat dan didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya, tidak memungkiri bahwa ULN Indonesia pun tetap mengalami penurunan. (CHN/AIV)
You may also like
-
Disrupsi Teknologi, Beberapa Jenis Pekerjaan Ini Terancam Punah
-
MENGHIDUPKAN KEMBALI GASTRONOMI WARISAN: MAKANAN TRADISIONAL INDONESIA YANG KINI TERLUPAKAN
-
Menjaga Kesehatan dan Kecantikan Kulit Anda
-
Indonesia Siap Menjadi Produsen Baterai Kendaraan Listrik Pertama di ASEAN
-
Jejak Awal Cokelat Panas: Peradaban Suku Maya dan Aztec Sebagai Pionir Minuman Legendaris