Kasus Gagal Ginjal pada Anak Semakin Meningkat, Kemenkes Mengeluarkan Instruksi untuk Tidak Mengonsumsi Obat Sirup!

     Kasus gagal ginjal misterius pada anak kian mengkhawatirkan karena tingkat kematiannya yang semakin tinggi, dari yang sebelumnya 40% menjadi 63% atau lebih dari setengah kasus gagal ginjal misterius dinyatakan tidak dapat diselamatkan. Kemenkes mencatat jumlah penderita gangguan ginjal akut misterius mencapai 206 kasus yang tersebar pada 20 provinsi di Indonesia hingga Selasa (18/10/2022). Kasus ini, diawali dengan gejala pada anak berupa demam, diare, pilek, hingga infeksi pada saluran pernapasan. Pasien kebanyakan berumur sekitar 8 bulan dan paling tua berusia 8 tahun. Penyebabnya sampai saat ini, belum diketahui pasti, tetapi sejauh ini ditemukan senyawa toksik yang sama pada pasien penderita, yaitu Senyawa Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE).

     Lebih lanjut, ketiga senyawa ini merupakan kandungan dari obat batuk maupun parasetamol sirup. Obat sirup tersebut ditemukan pada rumah pasien sehingga diasumsikan pasien sempat menggunakan obat tersebut. Selain itu, seharusnya kandungan ketiga senyawa tersebut sangat sedikit, bahkan cenderung tidak ada meskipun belum dapat ditarik kesimpulan mengenai apa hubungan senyawa toksik tersebut pada gangguan gagal ginjal yang banyak diderita oleh anak-anak ini sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut.

     Namun, untuk menindaklanjuti kasus ini, Kemenkes mengeluarkan instruksi untuk tidak mengonsumsi obat maupun vitamin sirup untuk sementara waktu. Instruksi itu, tertuang dalam surat edaran Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak. Dari penjelasan BPOM, pada Instagram Official-nya (bpom_ri) terdapat 5 produk yang melebihi ambang batas aman kandungan cemaran EG, antara lain:

1. Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex;
2. Flurin DMP sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama;
3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries;
4. Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries; dan
5. Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries.

     Oleh karena itu, diperlukan kewaspadaan dan kehati-hatian dari masyarakat, terutama bagi para ibu dan orang tua. Sebagai alternatif, beberapa perusahaan farmasi sudah mengeluarkan pernyataan bahwa obatnya terbebas dari kandungan EG dan DEG, di antaranya ada PT Pharos Indonesia, PT PIM Pharmaceuticals, PT Rama Emerald Multi Sukses, dan masih banyak lagi. (ALZ/RIV)