TUAI KONTROVERSI! BEGINI PENJELASAN TENTANG MARKETPLACE GURU

Sumber: Radartasik.id

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim, curi perhatian seusai memunculkan gagasan baru mengenai marketplace guru yang disampaikan saat rapat kerja bersama Komisi X DPR RI pada Rabu, 24 Mei 2023.

“Marketplace untuk talent guru merupakan suatu tempat dimana semua guru yang dapat mengajar untuk masuk ke dalam sebuah database yang bisa diakses oleh semua sekolah yang ada di Indonesia,” jelas Nadiem, dikutip oleh Tribunnews dari channel YouTube Komisi X DPR RI.

Gagasan tentang marketplace guru ini hadir setelah enam bulan berdiskusi dan diharapkan dapat terlaksana pada tahun 2024. Marketplace guru merupakan sebuah wadah bagi semua pendidik untuk masuk ke dalam database yang dapat diakses oleh semua sekolah yang ada di Indonesia. Marketplace guru juga dapat dijadikan sebagai ruang penyimpanan data bagi para guru.

Menurut Nadiem, adanya marketplace guru akan membantu menyelesaikan masalah guru honorer yang muncul selama ini, seperti fakta bahwa guru baru tidak bisa langsung direkrut karena harus menunggu pengangkatan guru ASN dari pusat. Serta, untuk memenuhi kebutuhan guru yang sesuai dengan kompetensi pada setiap sekolah.

Nadiem menyatakan bahwa marketplace guru memiliki tiga pilar yang dapat menjadi jalan keluar permanen dalam memenuhi formasi guru di Indonesia. Pilar pertama, yakni konsep ruang bagi talenta guru sebagai tempat mengajar, yang memungkinkan semua sekolah dapat merekrut guru kapan saja sesuai dengan formasi. Meskipun, nantinya formasi yang masih ada tetap ditentukan oleh pemerintah pusat, namun bersifat dinamis dan tergantung pada jumlah siswa setiap tahunnya.

Pilar solusi kedua, yaitu marketplace guru sebagai wadah perekrutan oleh sekolah. Melalui sistem ini, sekolah diharapkan dapat merekrut guru yang berkompetensi. Saat sekolah sudah mengonfirmasi perekrutan guru dalam marketplace, guru tersebut secara otomatis akan diangkat sebagai ASN PPPK. Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tersebut, mekanisme seperti itu akan sangat efisien untuk mengisi kekosongan guru ASN PPPK di sekolah. Namun, perekrutan tetap dilakukan secara terpusat karena adanya kekhawatiran bahwa jumlah dan kompetensi guru tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan setiap sekolah.

Selanjutnya, pada pilar solusi ketiga, terdapat konsep penempatan guru pada formasi yang kurang peminat. Konsep ini berupa pemberian beasiswa dengan ikatan dinas. Nadiem menjelaskan bahwa para guru akan ditempatkan pada formasi-formasi yang kurang diminati paling tidak tiga tahun. Dalam hal ini, pemerintah berharap dengan adanya marketplace guru, penempatan guru formasi kurang peminat akan dapat terisi.

Nadiem juga menjelaskan bahwa dengan adanya marketplace guru, anggaran gaji dan guru ASN yang selama ini ada di pemerintah daerah akan dialihkan ke sekolah. Anggaran tersebut dapat digunakan untuk perekrutan guru yang ada di dalam marketplace. Sehingga, diharapkan tidak ada lagi guru honorer yang tidak menerima hak gajinya.

Melansir dari Kontan, Rabu, tidak semua tenaga pendidik dapat terdaftar dalam marketplace guru, melainkan terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut:

1. Guru Lulus PPPK

Guru honorer yang telah lulus seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) akan langsung dimasukkan ke ruang penyimpanan data di marketplace guru. Pada sisi lain, pelaksanaan seleksi PPPK guru juga akan ditingkatkan frekuensinya menjadi lebih dari sekali dalam setahun.

2. Guru Lulus PPG Prajabatan

Para guru yang telah lulus pendidikan profesi guru (PPG) prajabatan juga ikut dimasukkan ke dalam marketplace. PPG prajabatan merupakan program pendidikan setelah program sarjana atau sarjana terapan untuk mendapatkan sertifikasi sebagi pendidik.

Wacana rekrutmen guru PPPK lewat sistem marketplace tersebut tentunya menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Bagi masyarakat yang masih belum terlalu memahami sistem marketplace guru yang ditawarkan oleh Nadiem, menganggap bahwa wacana program tersebut merupakan hal yang baru dan dikhawatirkan justru membuat guru-guru honorer menjadi kewalahan.

Namun di sisi lainnya, tidak sedikit juga yang menyetujui penerapan rekrutmen guru PPPK melalui sistem marketplace, karena dianggap dapat membuat para guru berusaha meningkatkan kualitas diri mereka masing-masing untuk menarik pihak sekolah menggunakan jasa mereka.

Beberapa warganet juga menganjurkan untuk tidak langsung menghebohkan wacana tersebut dan menunggu penjelasan lebih lanjut terkait dengan sistem marketplace guru yang ditawarkan oleh Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek). (EO/NBL)