Ramadan tiba, masyarakat pun siaga

Baru saja beberapa hari kita memasuki bulan suci Ramadhan di tahun 2016 ini, tapi sudah tidak aneh lagi setiap akan menjelang Ramadhan kita dihadapkan dengan berita mengenai kenaikan harga bahan pokok. Kasus ini menjadi langganan yang diberitakan setiap tahunnya, sepertinya di Indonesia ini sulit sekali dalam menangani ketidakstabilan dan lonjakan harga tersebut.
Jika dilihat dari segi ekonomi makro, laju inflasi naik setiap bulan puasa, hari raya besar dan lebaran. Kondisi ini karena jumlah pasokan dan permintaan tidak seimbang. Permintaan yang meningkat pada saat memasuki bulan puasalah yang menyebabkan kenaikan harga. Persediaan yang ada di pasar juga tidak bisa memenuhi penawaran pembeli. Rasanya sulit mengendalikan harga barang-barang yang melonjak naik. Tapi salah satu caranya adalah dengan menambah jumlah persediaan barang atau dengan menekan jumlah permintaan terhadap barang tersebut berkurang, dirasa lebih bagus lagi apabila penawaran bisa melebihi permintaan.
Meski dengan kondisi seperti ini masyarakat masih tetap berusaha untuk memenuhi keinginannya, misalanya membeli baju baru untuk anak-anaknya. Mereka khawatir jika jika tidak bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya, maka itu akan membuat sedih mereka. Lalu mereka berusaha menyediakan hidangan  istimewa untuk hari raya seperti kue dan makanan lain. Semua ini menuntut mereka menjadi orang yang sangat konsumtif. Budaya konsumtif ini perlu dihindari karena berbahaya dan berdampak negatif bagi individu, masyarakat dan lingkungan juga, budaya ini membuat individu menjadi boros. Dibalik semua itu harusnya masyarakat sadar akan kondisi ini dan segera mencari solusinya, bukan malah sibuk melakukan pemborosan uang yang dihabiskan untuk menyambut Idul Fitri.
Mudik juga sudah menjadi keperluan serta tradisi setiap menjelang lebaran, dan itu yang menyebabkan juga pengeluaran bertambah. Ada cara yang bisa kita lakukan agar tehindar dari budaya konsumtif, yaitu dengan berhemat dalam memenuhi kebutuhan. Lebih mengutanakan kebutuhan yang memang penting dan kalau bisa dibuat skala prioritasnya.
Strategi yang dilakukan pemerintah dari tahun ketahun dalam mengantisipasi kenaikan harga ini adalah dengan melakukan operasi pasar. Ketika persediaan beras Bulog tidak mencukupi, pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras, jika ini terjadi terus maka tidak akan ada solusi dan pemerintah dianggap tidak serius dalam menangani kondisi ini. Sampai saat ini masih belum terlihat langkah nyatanya, yang bisa ampuh untuk mengatasi kenaikan harga bahan pokok.
Seharusnya ketika bulan ramadahan datang kebutuhan bahan poko jadi berkurang, tapi kenyataannya bertambah. Inilah yang menyebabkan kenaikan harga yang terjadi tiap tahunnya. Maka dari itu pemerintah harus mengambil langkat yang tepat dalam menangani hal tersebut.(PAD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

news
da pa checker
1XBET
onwin
holiganbet