Bahagia Itu Tergantung Jiwa Kita


Sumber
gambar :http://wallwindow.com/tag/bunga-sakura-cute-walpaper/

Perkenalkan saya Nia Nur Wulan. Saya anak bungsu
dari tiga bersaudara. Kaka saya yang pertama bernama Dimas Kurniawan sedangkan
kaka yang kedua bernama Elvi Nuri. Semasa kecil, jika ditanya tentang
cita-cita, saya selalu kebingungan untuk menjawabnya karena saya juga tidak tahu
cita-cita saya ingin menjadi apa. Dalam urusan akademik saya terbilang anak
yang pas-pasan, berbeda sekali dengan kaka saya yang sering meraih prestasi
gemilang bahkan kedua kaka saya pun mendapat beasiswa semasa kuliah. Namun,
saya tidak pernah berkecil hati, saya yakin tidak pernah juara bukan berarti
tidak memiliki masa depan yang indah. Saya yakin Allah selalu melihat hambanya
yang mau berusaha.
Ketika saya kelas tiga SMA, saya mencoba mendaftar
di akademik kebidanan di Jakarta. Setelah tes masuk dan pengumuman, saya
dinyatakan tidak lulus. Disitu saya tidak merasa kecewa karena saya berfikir
masih banyak sekolah tinggi lain yang belum saya coba. Kemudian, saya mencoba
medaftar di STAN yaitu Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Masuk STAN memang
jauh lebih sulit dibanding lainnya dikarnakan seleksi masuk yang lebih ketat
dan banyak juga yang berlomba-lomba untuk dapat masuk STAN, tetapi saya tetap
berfikir optimis. Saat pengumuman seleksi saya tetap gagal masuk STAN, tetapi
saya tetap tidak merasa kecewa karena kegagalan bagi saya adalah bumbu manis
untuk kesuksesan yang lebih besar.
Tak patah semangat, saya kemudian mengikuti SNMPTN.
Atas saran kaka saya, saya memilih Jurusan Bahasa Jepang di Universitas Negeri
di Semarang sebagai pilihan pertama Jurusan Teknik Komputer di Universitas
Negeri di Bandung sebagai pilihan kedua dan pilihan ketiga Jurusan Ekonomi di
Universitas yang sama dengan pilihan kedua.
Dalam penantian menunggu pengumuman SMPTN yang cukup
lama, saat itu saya mendapat kabar yang menyatakan Universitas yang saya
inginkan di jalur SNMPTN yaitu Universitas yang berada di Bandung membuka jalur “utul”
atau yang biasa kita sebut ujian tulis. Tanpa pikir panjang saya langsung
mendaftarkan diri dan mengambil jurusan Bahasa Inggris dan Ekonomi Syariah.
Alhamdulilah-nya saya gagal lagi. Tiga kali saya mengikuti ujian masuk
perguruan tinggi dan semua hasilnya gagal.
Lalu saya berfikir apakah saya kurang maksimal dalam
berdoa dan berusaha. Lalu, setiap malam saya bangun untuk shalat tahajud
meminta pertolongan Allah SWT. Saya memohon agar diberikan jalan yang paling
baik di masa depan. Saya ingin membahagiakan orang tua dengan melanjutkan
kuliah dan meraih gelar sarjana.
Akhirnya, tiba saat pengumuman SNMPTN, saya mencari
nama saya diantara ribuan nama lainnya dan Alhamdulilah saya berhasil lolos
diterima di Jurusan Bahasa Jepang di Universitas Negeri di Semarang. Saya
sangat bahagia namun juga kebahagiaan saya sedikit surut dikarenakan saya sadar
bahwa saya tidak memiliki kemampuan berbahasa Jepang sama sekali. Namun, saya
tetap menjalaninya dengan bahagia. Setelah saya kuliah selama empat tahun,
akhirnya saya memakai baju toga dan menyandang gelar sarjana. Namun, setelah
wisuda, saya dilanda kebingungan. Teman-teman lain sudah ada yang langsung
bekerja dan saya bingung akan bekerja dimana.
Lagi-lagi rencana Allah memang yang paling indah.
Saudara saya yang sudah satu tahun berdomisili di Jepang memberi kesempatan
saya untuk menggantikan dirinya tinggal disalah satu Keluarga Jepang semacam home stay. Saya akan hidup bersama
Keluarga di Jepang selama satu tahun untuk mempelajari kebudayaan Jepang dan
mengikuti sekolah berbahasa Jepang. Awalnya saya ragu untuk tinggal di negeri
sakura itu karena kemampuan berbahasa Jepang yang masih sangat minim dan
ditambah ibunda saya yang belum mengizinkan saya untuk tinggal di luar negeri
sendiri. Lalu saudara saya yang tinggal disana memberi informasi dan motivasi
kepada keluarga tentang seperti apa dan bagaimana Jepang. Akhirnya, saya
bertekad untuk berangkat ke negeri itu.
Alhamdulilah, sudah satu tahun saya tinggal di
Jepang. Tidak terasa, semakin lama saya semakin betah tinggal di negeri ini. Saya
mengetahui banyak tentang kebudayaan Jepang yang sangat unik dant khas. Hal yang saya alami sebelum saya berada di Jepang menurut saya sangat
luar biasa. Diantara banyak kegagalan, saya memilih untuk selalu bahagia. Pada
akhirnya, orang yang berusaha dan tidak berhenti berdoa akan menemukan potensi
terbaik yang ada pada dirinya dan akan meraih tangga prestasinya masing-masing.
Saya memiliki potensi dan telah meraih prestasi, walaupun untuk mewujudkannya
dibutuhkan kerja keras dan kesabaran yang lebih. (na)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

news
da pa checker
1XBET
onwin
holiganbet