tenaga kerja yang rendah dinilai menjadi salah satu masalah serius
yang dihadapi Indonesia di tengah ketatnya persaingan global.
Rendahnya kualitas tenaga kerja disebabkan oleh berbagai faktor,
dengan pemeran utamanya adalah pendidikan dan keahlian. Rendahnya
tingkat pendidikan dan keahlian tenaga kerja di Indonesia menimbulkan
pekerjaan rumah baru bagi pemerintah untuk segera membenahi bidang
pendidikan. Pemerintah perlu melakukan berbagai kebijakan yang
strategis agar mampu menjawab tuntutan kebutuhan industri pada era
modern.
Tenaga Kerja di Indonesia
Badan
Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 mencatat bahwa penyerapan tenaga
kerja di Indonesia masih didominasi pekerja dengan latar belakang
pendidikan rendah, yaitu Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Pekerja dari latar belakang SD sebanyak 54,6 juta
orang atau 45,19 persen dari total pekerja. Sementara pekerja dengan
pendidikan akhir SMP sebanyak 21,5 juta atau 17,77 persen. Sementara
data terbaru yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani,
tingkat pendidikan tenaga kerja di Indonesia di dominasi oleh 65%
pekerja berpendidikan SMP ke bawah, 25% pekerja berpendidikan
menengah, dan kurang dari 10% pekerja berpendidikan tinggi.
sebagai landasan pembangunan Indonesia pada kenyataannya memiliki
masalah yang luar biasa. Dengan pendidikan yang rendah, tentu akan
berdampak pada kompetensi pekerja yang rendah pula. Tingkat
pendidikan pekerja yang didominasi dengan latar belakang SMP ke
bawah, tidak mampu menopang kemampuan pekerja untuk bersaing dengan
pekerja lainnya, khususnya pekerja di luar negeri, yang notabene
memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Angka pekerja yang
berpendidikan tinggi pun tidak dapat membantu meningkatkan
produktivitas karena masih jauh dari harapan, apalagi meningkatkan
daya saing.
masyarakat menengah ke bawah atau ekonomi ke bawah, sebagian besar
tidak memiliki banyak kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
anak hingga ke pendidikan tinggi. Oleh karena itu, pemerintah harus
memiliki strategi baru dalam meningkat kemampuan calon tenaga kerja
melalui pendidikan, selain pemberian bantuan dana pendidikan,
beasiswa, atau bantuan anggaran dalam bentuk lain, sehingga yang
tersentuh langsung adalah peningkatan kualitas pendidikan. Salah satu
caranya adalah dengan meningkatkan pendidikan dan keahlian dalam
tingkat pendidikan yang lebih rendah, sehingga tidak hanya pendidikan
tinggi yang mampu memiliki daya saing, namun pendidikan yang berada
di bawah pendidikan tinggi pun memiliki nilai lebih.
Atas Panggilan Global
satu strategi yang dipilih oleh pemerintah adalah dengan pengadaan
perjanjian kerja sama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Industri
serta pengembangan Vokasi. Program pembelajaran di SMK yang
mengutamakan keahlian melalui kejuruannya, diharapkan mampu menjadi
pendorong bagi peningkatan kualitas tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja, khususnya industri saat ini. Lulusan dari SMK
atau Vokasi diharapkan mampu memiliki kompetensi sehingga berdaya
saing. Perjanjian dilakukan dalam bentuk acara penandatanganan nota
kesepahaman (memorandum
of understanding/MoU)
dengan lima kementrian terkait, yaitu Kementrian Perindustrian,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementrian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi, Kementrian Ketenagakerjaan, serta Kementrian
Badan Usaha Milik Negara.
yang diambil oleh pemerintah tentu diharapkan dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Selain revitalisasi SMK dan Vokasi, pemerintah
juga dapat diharapkan dapat mengembangkan pendidikan di bawah SMK dan
Vokasi, mengingat tidak semua masyarakat dapat menempuh pendidikan di
SMK dan Vokasi. Berdasarkan data, sebagian besar tenaga kerja yang
dimiliki Indonesia masih berada di tingkat SMP ke bawah, artinya
harus ada pembenahan terkait hal tersebut, agar strategi yang
dilakukan pemerintah dapat menyentuh lini dominan dalam pendidikan
bagi tenaga kerja Indonesia. Seiring berjalannya waktu, revitalisasi
di tingkat SMP maupun peningkatan keahlian bagi tenaga kerja yang
sudah tersedia saat ini, agaknya dapat menjadi langkah pemerintah
selanjutnya dalam pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
You may also like
-
Management Event: Talkshow Prestasi 2024
-
International Community Service//DIGITAL SKILLS WORKSHOP FOR ADULTS: MASTERING THE BASICS OF TECHNOLOGY IN THE DIGITAL AGE
-
Simak Rangkaian Kegiatan PAS 1 PKKMB E&A 2024
-
PKKMB UNJ 2024/2025 jadi Momen Bersejarah dengan UNJ Resmi Berstatus PTNBH
-
Mempererat Koneksi: Kunci Sukses di Dunia Kerja