Ilustrasi : liputan6.com |
Pendidikan sejatinya akan menciptakan manusia yang terdidik dan siap untuk membangun bangsa ini. Membangun bangsa tidak hanya dengan bermodal pendidikan konvensional saja namun juga harus bermodal karakter.
Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa.
Sementara itu tujuan dari pendiidkan karakter adalah untuk mengembangkan potensi dasar agar berbaik hati, berpikiran baik, dan berperilaku baik, memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur, meningkatkan peradaban yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
gaya belajar dengan mengedepankan pendidikan karakter dilakukan secara beragam, seperti bermain peran, permainan simulasi, mengerjakan proyek, dan sebagainya. Dalam pembelajaran pun dapat di dalam maupun di luar kelas sehingga lebih fleksibel.
Muhadjir selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan, program penguatan pendidikan karakter diharapkan mulai diterapkan mulai tahun ajaran 2017 di 1.500 sekolah di Indonesia. Dengan demikian program tersebut telah dimulai.
” Program penguatan pendidikan karakter sekarang diuji coba tahun ini di 1.500 sekolah ditopang dengan beberapa kabupaten/kota yang menawarkan secara sukarela sebagai uji coba. Sehingga diharapkan nanti paling tidak 1.500 sekolah yang akan melaksanakannya.” tutur Mendikbud Muhadjir.
Program penguatan ini tidak akan mengganggu kurikulum yang sudah ada namun dalam pengaplikasiannya, program ini hanya mengubah metode pembelajaran.
Pendidikan karakter juga bisa didapatkan dengan mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler. Di sini pelajar dapat mengembangkan kreatifitas dirinya serta juga menghindari pengaruh-pengaruh negatif seperti tawuran, narkoba, dan lainnya.
” Usai belajar setengah hari, hendaknya para peserta didik (siswa) tidak langsung pulang ke rumah, tetapi juga mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler yang menyenangkan dan membentuk karakter, kepribadian, serta mengembangkan potensi mereka.”, tutur Muhadjir lagi.
Banyak penelitian mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen hard skill dan sisanya sebanyak 80 persen oleh soft skill. Hal ini menyatakan bahwa lebih besar soft skill dibanding hard skill.
Soft skill ini didapat dari pendidikan karakter. Pendidikan karakter ini akan menjadi dasar dalam pembentukan karakter kualitas bangsa yang tidak mengabaikan nilai-niali sosial seperti toleransi, kebersamaan, kegotongroyongan, saling membantu dan menghormati.
Diharapkan dengan diadakannya pendidikan karakter yang diterapkan sejak sekolah akan timbul generasi-generasi hebat yang akan membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik serta melahirkan pribadi-pribadi yang unggul.
Selain itu, di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar juga sebaiknya diterapkan pola pendidikan karakter. Dengan begitu, generasi-generasi Indonesia nan unggul akan dilahirkan dari sistem pendidikan karakter. (AS)
Referensi :
elshinta.com
You may also like
-
Memperingati Hari Disabilitas Internasional 2024, Langkah Nyata Menuju Ruang Publik Inklusif di Jakarta
-
Management Event: Talkshow Prestasi 2024
-
International Community Service//DIGITAL SKILLS WORKSHOP FOR ADULTS: MASTERING THE BASICS OF TECHNOLOGY IN THE DIGITAL AGE
-
Simak Rangkaian Kegiatan PAS 1 PKKMB E&A 2024
-
PKKMB UNJ 2024/2025 jadi Momen Bersejarah dengan UNJ Resmi Berstatus PTNBH