Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Tiongkok masih menjadi mitra perdagangan utama Indonesia. Ini terbukti dari negara tujuan ekspor dan impor Indonesia yang masih dipimpin oleh Tiongkok. Pada Januari 2018, ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok tercatat sebesar 1,919 miliar dolar AS. Sementara itu, impor nonmigas Tiongkok ke Indonesia pada Januari 2018 tercatat sebesar 3,758 miliar dolar AS.
Pada saat yang sama, menurut data Kementerian Perdagangan Tiongkok, investasi bersama negara ASEAN terus meningkat. Pada tahun 2018, aliran investasi langsung Cina ke sektor non-keuangan ASEAN mencapai $9,95 miliar, dengan pertumbuhan tahun ke tahun sebesar 5,1 persen, yang lebih cepat dari kenaikan 1,7 persen pada tahun sebelumnya. Aliran investasi ASEAN ke Cina bernilai $5,72 miliar, dengan pertumbuhan tahun ke tahun sebesar 12,5 persen, jauh di atas tingkat pertumbuhan 3,88 persen yang terlihat pada tahun sebelumnya dan Indonesia menjadi salah satu negara tujuan ekspor dan impor terbesar dalam hubungan kerjasama antara Tiongkok dan ASEAN.
Tiongkok telah menggantikan posisi Jepang sebagai mitra dagang terbesar bagi Indonesia sejak 2013. Data BPS menunjukkan, nilai perdagangan Indonesia dengan Tiongkok pada tahun tersebut meningkat 2,75% menjadi US$52,45 miliar sementara dengan Jepang turun 12,35% menjadi US$37,45 miliar. Pada 2018, nilai perdagangan Indonesia dengan Negeri Tirai Bambu tersebut mencapai US$ 72,66 miliar atau lebih dari Rp1.000 triliun. Angka tersebut mengalahkan nilai perdagangan Indonesia dengan mitra utama lainnya, seperti Jepang, Singapura, maupun Amerika Serikat. Nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok tahun lalu meningkat 17,51% mencapai US$27,13 miliar. Nilai impor Indonesia dari negara tersebut juga naik 27,32% menjadi US$45,54 miliar.
Ekspor terbesar produk Indonesia ke Tiongkok pada Januari 2018 antara lain bahan bakar mineral, minyak mineral, lemak dan minyak nabati atau hewani, besi dan baja, serta pulp dari kayu atau bahan selulosa. Selain itu, Indonesia juga mengekspor karet dan barang dari karet, bijih, kerak, dan abu logam, serta produk kimia. Sementara itu, Indonesia mengimpor mesin dan peralatan listrik mesin atau pesawat mekanik, serta plastik dan barang dari plastik dari Tiongkok.
Eratnya hubungan antara Indonesia dan Tiongkok membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Tiongkok memiliki kekuatan ekonomi yang cukup diperhitungkan di dunia. Kekuatan ekonomi negara Tiongkok ini bisa terlihat dari perkembangannya yang lebih baik dibandingkan dengan negara maju di kawasan Eropa. Sementara itu, Indonesia sendiri juga merupakan negara dengan perekonomian yang juga berkembang. Keduanya memiliki arah positif dari hari ke hari dalam hal perkembangan ekonomi. Diharapkan mitra dagang antara Indonesia dan Tiongkok terus berkembang dan menjadi lebih baik.
Sumber :
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/05/28/tiongkok-menjadi-mitra-dagang-terbesar-bagi-indonesia-sejak-2013
- https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/15/150506126/china-masih-jadi-mitra-dagang-utama-indonesia
- https://www.thejakartapost.com/academia/2019/01/31/china-and-asean-doing-well-on-economic-trade-cooperation.html
Research and Development by Adis Himawan
Edited by Mayang Syifa Azhari
You may also like
-
Ekonomi DigitalIndonesia
-
Paradoks Jevons: Efisiensi yang Justru Meningkatkan Konsumsi Sumber Daya
-
Dinamika Green Economy: Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi melalui Pembangunan Berkelanjutan
-
Paradox of Thrift: Menabung dapat Merugikan Negara, Kok Bisa?
-
Peran Pasar Modal dalam Pembentukan Masa Depan Keuangan Mahasiswa