Setelah kenaikan harga bahan bakar minyak berjenis Pertamax pada tanggal 1 April 2022, pemerintah merencanakan akan menaikkan harga komoditas sumber energi, seperti bahan bakar minyak bersubsidi, tarif listrik, dan gas elpiji 3 kg. Kenaikan harga ini karena adanya kenaikan harga minyak dunia dan ketegangan geopolitik global.
Kabar ini beredar setelah keluarnya pernyataan dari Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif. “Untuk jangka menengah, akan dilakukan penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti, seperti bahan bakar gas (BBG), bioetanol, bio CNG, dan lainnya,” ucap Arifin pada hari Rabu (13/4/2022).
Namun, tidak hanya menaikkan harga, pemerintah juga akan menambahkan kuota bahan bakar minyak jenis Pertalite dan Solar. Langkah tersebut diambil pemerintah karena adanya kelebihan kuota penyaluran sebesar 14% pada triwulan pertama tahun 2022. Solar diusulkan bertambah 2,29 juta kiloliter (KL) menjadi 17,39 juta KL, minyak tanah bertambah 0,10 juta KL menjadi 0,58 juta KL, dan Pertalite bertambah 5,45 juta KL menjadi 28,50 juta KL.
Selain bahan bakar minyak bersubsidi, tarif listrik juga akan mengalami penyesuaian. Penyesuaian ini dilakukan dengan harapan bisa menghemat APBN hingga 16 triliun rupiah. “Dalam jangka pendek, rencana penerapan tarif adjustment tahun 2022. Ini untuk bisa dilakukan penghematan kompensasi sebesar 7-16 triliun rupiah,” ujar Arifin pada kesempatan yang sama ketika rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI.
Pemerintah juga berencana mengoptimalisasi pembangkit listrik dengan bahan bakar sumber domestik PLTU dan PLT EBT. Selain itu, pemerintah akan mempercepat pembangunan PLTS Atap 450 MWp dan pembangkit EBT. Harapannya, penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dapat dikurangi sehingga biaya listrik dapat ditekan.
Sama seperti dua komoditas sumber energi sebelumnya, elpiji 3 kg juga direncanakan akan mengalami kenaikan harga. “Penyesuaian harga jual eceran untuk mengurangi tekanan APBN dan menjaga inflasi,” ujar Arifin Tasrif. Beliau juga merencanakan untuk melakukan pendistribusian elpiji tepat sasaran dengan bantuan pemerintah daerah dan aparat penegak hukum.
Untuk jangka menengah dan panjang pemerintah juga telah menyiapkan rencana baru. “Sedangkan dalam jangka menengah dan panjang, melakukan substitusi dengan kompor induksi jaringan gas. Kita harapkan bisa sekitar satu juta rumah tangga per tahun. Kemudian subsidi komoditas menjadi subsidi langsung ke pengguna,” tandasnya. Dengan menggunakan Jargas, pemerintah mengharapkan subsidi bisa tepat sasaran dan langsung diterima oleh masyarakat yang berhak menerimanya. (YI/RIV)
You may also like
-
Magang Sesuai Jurusan? Ini Cara Jitunya Biar Gak Salah Pilih!
-
Kuliah Sibuk, Tetap Sehat! Ini Rahasia Jaga Kesehatan di Tengah Hectic-nya Jadwal
-
Transformasi Diri: Cara Menghadapi Ketidakpercayaan di Lingkungan Baru
-
Stop Mainin Perasaan Orang, Ini Dia Rekomendasi Playground Untuk Dewasa
-
Networking untuk Mahasiswa: Menciptakan Peluang Melalui Koneksi