Karena kasus kematian yang ditimbulkannya, polusi udara dicap sebagai “silent killer”. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut tiap tahun ada 7 juta orang meninggal akibat polusi udara dalam dan luar ruangan. Dari jumlah itu, lebih dari 2 juta kematian berasal dari Asia Tenggara.
Berikut beberapa penyakit yang disebabkan oleh polusi udara:
- Pneumonia
Sumber: CNN Indonesia
Pneumonia adalah bentuk infeksi saluran pernapasan akut yang terjadi pada paru. Kantong udara atau alveoli meradang dan dipenuhi cairan sehingga pasien bisa batuk, demam, napas pendek dan cepat, serta dada nyeri. Kematian akibat pneumonia sebanyak 21 persen dan ini bukan angka yang kecil. Sejumlah studi telah membuktikan bahwa ada kaitan antara polusi udara dan pneumonia.
- Asma
Polusi udara membuat kondisi orang dengan penyakit asma semakin buruk. Riset di California terhadap 53 anak penderita asma (9-18 tahun), didapat hubungan paparan PM 2,5 dengan penurunan fungsi paru pada pasien asma. - Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Paparan PM 2,5 akan memicu radang pada jaringan paru. Ketika paparan terjadi terus-menerus dan dalam waktu lama, paru lama-kelamaan akan cedera lalu memicu PPOK. PPOK singkatan dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis. - ISPA
Kualitas udara di Jakarta yang memburuk akibat polusi, terus menjadi perbincangan publik dan menghiasi pemberitaan media massa akhir-akhir ini. Polusi udara berpotensi membuat warga terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Mengacu pada data website pemantau kualitas udara IQAir, Kamis (31/8/2023) pukul 15.00, Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta mencapai 163. Jakarta juga menjadi kota dengan polusi tertinggi pertama di dunia. Data IQAir menyebut, polusi udara menyebabkan 8.100 kematian di Jakarta selama 2023 dan membawa kerugian sekitar US$2,1 miliar di Jakarta selama periode yang sama. Nilai tersebut setara dengan Rp32,09 triliun rupiah (US$1 = Rp15.280). - Tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC) disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun, paparan polusi udara ternyata berhubungan dengan TBC. Mengapa? Dari riset pada 2019, kenaikan risiko TBC ditemukan pada wilayah yang polusi udaranya tinggi. Kemudian, riset terbaru pada 2021, pada lebih dari 83 ribu kasus TBC baru di China, ditemukan paparan jangka panjang maupun pendek polusi udara, berhubungan dengan kasus TBC baru, risiko TBC dan kematian akibat TBC. - Kanker Paru
Kebiasaan merokok terbukti memicu kanker paru. Ternyata selain itu, kondisi lingkungan turut berkontribusi pada kasus kanker paru termasuk paparan polusi udara. Sebuah meta-analisis menunjukkan risiko kanker berhubungan dengan PM 2,5 dan PM 10, sementara untuk setiap 10 mikrogram per meter kubik peningkatan PM 2,5, jumlah kasus kanker paru meningkat. (KZ/ARS)
You may also like
-
Serba-Serbi Agenda Presiden Jokowi di IKN: Dinilai Sedang Menjawab Kritik Masyarakat?
-
iPhone 16 Resmi Meluncur, Netizen Gempar! Spek Dewa, Kamera Jernih, Siap Menguras Kantong?
-
Indonesia Mendidih, Masyarakat Dilanda Cemas Dampak dari “Heatwave”
-
Emosi Naik Turun Seperti Roller Coaster? Ini Rahasia Mahasiswa Tetap Waras di Tengah Kekacauan
-
Polemik Penggunaan E-Meterai dalam Pendaftaran CPNS 2024: Efisiensi atau Beban Baru?