Apakah perubahan iklim hanyalah sekadar mitos belaka? Coba perhatikan lingkungan sekitar kalian, deh. Perubahan drastis dalam pola cuaca dan suhu rata-rata global yang meningkat akhir-akhir ini menjadi perhatian utama dunia. Makin hari, suhu bumi terasa makin panas hingga membakar kulit. Es di kutub mencair, permukaan laut meninggi, dan fenomena cuaca ekstrem yang kian sering kita saksikan. Krisis iklim bukanlah sekadar mitos, melainkan realitas mengerikan yang kini kita semua hadapi.
Sumber: halopedeka.com
Apa yang sebenarnya terjadi dengan planet kita? Bagaimana dampak perubahan iklim ini bisa begitu dahsyat dan mengancam masa depan umat manusia? Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai kondisi terkini krisis iklim global, dampak yang dirasakan, dan upaya-upaya yang dapat kita lakukan dalam mengatasi ini.
Laporan terbaru dari IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) menunjukkan bahwa suhu global telah meningkat sekitar 1,1°C di atas tingkat praindustri. Jika tren ini terus berlanjut, diperkirakan suhu global akan meningkat 1,5°C pada dekade 2030-an. Apa dampak yang akan terjadi dari pemanasan global ini? Pencairan es di Antartika dan Arktik yang makin cepat mengakibatkan permukaan laut naik hingga 1 meter pada akhir abad ini. Selain itu, cuaca ekstrem, seperti gelombang panas, kekeringan, banjir, dan badai yang sering terjadi. Akibatnya, penurunan produksi pangan dan ketersediaan air bersih yang menurun drastis di berbagai wilayah. Tidak hanya itu, punahnya berbagai spesies flora dan fauna juga makin nyata.
Sumber: depositphotos.com
Oleh karena itu, bertindaklah sebelum terlambat. Sebagai individu, kita bisa mulai dengan mengurangi jejak karbon dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, menghemat energi, dan memilih transportasi yang ramah lingkungan, lho. Kita juga bisa mengonsumsi makanan yang diproduksi secara berkelanjutan dan mengurangi limbah makanan. Jangan lupa untuk mendukung kebijakan pemerintah dan perusahaan yang fokus pada mitigasi perubahan iklim, ya! Mereka memengaruhi lingkungan dan menjadi agen perubahan. Selain itu, investasi pada energi terbarukan, transportasi rendah karbon, dan infrastruktur yang tahan iklim juga sangat dibutuhkan. Maka dari itu, kita perlu mengurangi emisi dari operasi dan rantai pasokan kita melalui praktik bisnis yang berkelanjutan. (PL/ASM)