Abigail Adams pernah berkata, “Pembelajaran tidak didapat dengan kebetulan. Ia harus dicari dengan semangat dan disimak dengan tekun,” sedangkan Warren Buffett menyatakan, “The more you learn, the more you earn.” Kedua pernyataan ini menegaskan bahwa belajar adalah kunci penting dalam kehidupan, tidak hanya terbatas pada pendidikan formal di sekolah atau kuliah, tetapi juga meliputi setiap aktivitas yang menambah wawasan dan keterampilan, termasuk diskusi, pelatihan, atau bahkan webinar. Dengan kata lain, kehidupan kita sehari-hari adalah perjalanan belajar sepanjang hayat. Lalu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan belajar sepanjang hayat?
Pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning) adalah konsep pendidikan berkelanjutan yang tidak hanya mencakup pendidikan formal, tetapi juga informal dan nonformal. Aktivitas sederhana, seperti membaca buku, berbicara dengan teman, atau menonton video edukasi adalah bagian dari proses ini.
Namun, mengapa belajar sepanjang hayat penting? Bukankah pendidikan di sekolah sudah cukup? Bukankah kecerdasan buatan (AI) dalam era digital sudah mempermudah kita?
Di tengah perkembangan teknologi dan revolusi industri 4.0, kemampuan untuk terus belajar menjadi semakin relevan dan di era digital, teknologi seperti AI menjadi alat yang sangat membantu dalam mempermudah pencarian informasi atau menyelesaikan masalah. Namun, AI bukanlah solusi tanpa batasan. AI diciptakan oleh manusia, sehingga tetap memiliki potensi kesalahan atau memberikan informasi yang tidak akurat. Oleh karena itu, manusia perlu memiliki kemampuan untuk memverifikasi informasi yang diperoleh.
Proses mencari, menganalisis, dan memahami informasi merupakan bentuk pembelajaran. Teknologi yang terus berkembang mengharuskan kita untuk terus meningkatkan keterampilan, menyesuaikan diri dengan perubahan, dan mengembangkan potensi.
Selain itu, belajar sepanjang hayat memberikan manfaat besar dalam pengembangan pribadi. Orang yang menerapkan konsep belajar sepanjang hayat cenderung lebih adaptif terhadap perubahan, lebih percaya diri, dan mampu melihat peluang dalam tantangan.
Sumber: Telkom University
Konsep pembelajaran sepanjang hayat dapat kita terapkan dengan memanfaatkan media pembelajaran dan dalam era digital, kita diberikan kemudahan akses dalam menggunakan media pembelajaran. Berikut adalah beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan:
1. Buku
Buku adalah sumber pengetahuan yang tak lekang oleh waktu. Bagi mereka yang tidak nyaman menatap layar terlalu lama, buku menjadi media yang cocok untuk memperdalam berbagai topik, mulai dari literatur hingga pengembangan keterampilan.
2. Video Edukasi
Platform, seperti YouTube, TikTok, dan Instagram menyediakan konten edukasi yang menarik secara visual. Video ini cocok untuk kamu yang menyukai pembelajaran visual, interaktif, dan praktis.
3. Webinar dan Seminar
Webinar dan seminar adalah pilihan tepat untuk mendapatkan jawaban langsung dari para ahli atau pembicara. Media ini sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan dan secara tidak langsung dapat memperluas jejaring pertemanan.
Oleh karena itu, pembelajaran sepanjang hayat adalah investasi terbaik untuk masa depan. Di dunia yang terus berubah ini, kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi adalah kunci kesuksesan. Dengan memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran yang tersedia, kita dapat mengembangkan diri, mencapai tujuan, dan menjalani hidup yang lebih bermakna.
Mari jadikan belajar sebagai bagian dari kehidupan kita. Dengan terus belajar, kita tidak hanya menjadi lebih baik untuk diri sendiri, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Jangan berhenti belajar, karena dunia tidak pernah berhenti berubah. (ANH/YDH)
You may also like
-
Lebaran 2025: Mudik Lebih Seru atau Justru Lebih Merepotkan?
-
Puasa Hampir Usai: Ini 5 Menu Berbuka yang Membuat Momen Makin Istimewa!
-
Ramadan Lebih Produktif ! Tips untuk Mengisi Hari dengan Kegiatan Positif
-
RUU TNI DISAHKAN? INI DIA ANCAMAN-ANCAMAN YANG MENGINTAI
-
Bullion Bank Tingkatkan Produksi Emas di Indonesia: Bagaimana Dampak dan Manfaatnya?