Dalam memperingati hari Disabilitas Internasional 2024 yang jatuh pada 3 Desember, Taman Ismail Marzuki menjadi pusat kegiatan inklusif yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mendukung penyandang disabilitas. Dengan tema “Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan”, acara ini dirancang untuk memadukan edukasi, seni, dan kebijakan guna menciptakan perubahan nyata dalam aksesibilitas ruang publik.
Dilansir dari kemensos.go.id, Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, M. O. Royani, menjelaskan bahwa acara ini diinisiasi oleh Kementerian Sosial bekerja sama dengan Komisi Nasional Disabilitas (KND) dan melibatkan komunitas penyandang disabilitas.
Sumber: detik.com
Sejumlah kegiatan dilaksanakan, seperti pameran seni inklusif yang berisikan acara pameran berbagai karya seni dari penyandang disabilitas untuk menunjukkan kreativitas dan potensi yang belum tereksplorasi secara optimal. Kemudian, terdapat layanan konsultasi dan pojok informasi yang disediakan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat umum tentang hak-hak penyandang disabilitas sesuai dengan UU No 8 Tahun 2016. Kampanye digital dengan tagar #SetaraBerkarya juga terus digaungkan dengan tujuan menyebarluaskan kesadaran tentang pentingnya ruang publik yang setara melalui media sosial. Sesi diskusi juga dilakukan dengan menghadirkan tokoh-tokoh inspiratif yang berbicara tentang pentingnya desain inklusif dalam membangun ruang publik yang ramah untuk semua.
Sumber: futagokarya.co.id
Upaya Pemerintah Dalam Menyediakan Ruang Publik Bagi Penyandang Disabilitas
Pemerintah telah memulai langkah konkret menuju kota inklusif dengan menerapkan program seperti Trotoar INDAH (Inklusif, Nyaman, dan Aman). Dilansir dari beneranindonesia.id, kebijakan ini melibatkan renovasi trotoar dengan guiding block, ramp, dan penerangan jalan yang memadai untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki, termasuk penyandang disabilitas. Pembangunan infrastruktur inklusif tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar penyandang disabilitas, tetapi juga membuka peluang kolaborasi antar kelompok masyarakat.
Revitalisasi ruang publik tidak hanya fokus pada fisik infrastruktur, tetapi juga melibatkan edukasi dan partisipasi komunitas. Pemerintah menggunakan pendekatan ICARE (Identify, Create, Assess, Realize, Evaluate) untuk memastikan semua pihak, termasuk penyandang disabilitas, dilibatkan sejak tahap perencanaan. Program ini menjadi bukti komitmen Indonesia dalam mencapai poin ke-11 Sustainable Development Goals (SDGs), yakni membangun kota dan komunitas yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta, ruang publik di Jakarta diharapkan menjadi model inklusivitas yang dapat diadopsi oleh daerah lain.
Hari Disabilitas Internasional 2024 di Jakarta tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga langkah nyata untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan setara. Masyarakat diajak untuk bersama-sama memastikan bahwa ruang publik menjadi milik semua, tanpa terkecuali. (APS/GRK)
You may also like
-
Update Harga BBM Awal Tahun 2025: Pertamax Naik Per 1 Januari, Berikut Daftar Lengkapnya
-
Closing WiraWiri 2024: Melahirkan Generasi Wirausaha Tangguh dari Kampus untuk Nusantara
-
Dolar AS Terus Menguat, Menimbulkan Kekhawatiran di Pasar Global
-
Pesona Keharuman Parfum Lokal Kualitas Dunia
-
APBN Defisit Lagi, Apa Artinya untuk Ekonomi Indonesia?