Sumber: Rooma21.com

MENGAPA SLOW LIVING MENJADI TREN?

Slow living merupakan konsep yang menekankan pada gaya hidup yang lebih sederhana dan santai. Seperti dikutip dari CNBC Indonesia, cara hidup lambat ini pada akhirnya akan mendorong Anda untuk menjalani hidup dengan penuh percaya diri dan pada akhirnya membantu Anda merasa bahagia.

Slow living juga bisa diartikan sebagai gaya hidup yang mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas, seperti meluangkan waktu untuk diri sendiri, makan perlahan, dan menghabiskan waktu bersama orang tersayang.

Konsep ini berasal dari gerakan slow food di Italia pada tahun 1980-an, yang merupakan protes terhadap budaya makan instan dan makanan cepat saji yang telah menjadi norma. Filosofi hidup sederhana telah berkembang dari kuliner ke semua aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan, rumah tangga, hingga aktivitas sosial.

Sumber: Kompas.com

 

Prinsip Dasar Slow Living

  1. Kesadaran (mindfulness): Menghargai setiap saat dalam kehidupan Anda dan menjalaninya dengan kesadaran. Ini menunjukkan bahwa Anda lebih fokus pada apa yang sedang Anda lakukan, seperti bekerja, makan, atau hanya menghabiskan waktu bersama keluarga.
  2. Kesederhanaan (sederhana): Mengurangi hal-hal yang tidak perlu dalam hidup Anda. Ini bisa berarti membersihkan barang-barang yang tidak digunakan atau mengatur jadwal Anda sehingga Anda dapat lebih fokus pada hal-hal yang penting.
  3. Kualitas lebih penting daripada kuantitas, baik itu dalam hubungan, pekerjaan, atau barang yang kita miliki prinsip ini mendorong kita untuk mengutamakan kualitas daripada kuantitas.
  4. Harmoni dengan alam kehidupan berkelanjutan mendorong kita untuk kembali mendekatkan diri dengan alam, mulai dari berkebun, berolahraga di alam terbuka, hingga memilih produk yang ramah lingkungan.

 

Mengapa Slow Living Menjadi Tren?

Di era teknologi digital, kita sering merasa terbebani oleh jumlah informasi yang tak pernah berhenti mengalir. Orang-orang mulai menyadari pentingnya menjalani gaya hidup yang lebih santai dan tenang karena tuntutan terus-menerus untuk menjadi produktif menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Inilah yang mendorong munculnya tren hidup berkelanjutan.


Faktor Pendorong Tren Slow Living:

  1. Burnout dan Kesehatan Mental: Tekanan pekerjaan atau media sosial menyebabkan banyak orang merasa lelah.
  2. Pandemi COVID-19: Kondisi saat ini mendorong banyak orang untuk mempertimbangkan kembali gaya hidup mereka dan menghargai momen sederhana.
  3. Kesadaran Lingkungan: Keberlanjutan dan kesadaran terhadap dampak lingkungan sering dikaitkan dengan gaya hidup berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *