Fenomena Ribuan Burung Pipit Berjatuhan di Bali Masih Menjadi Misteri

Peristiwa burung pipit berjatuhan di Bali merupakan fenomena langka. Fenomena ini diunggah ke Facebook dan menjadi viral di dunia maya. Momen jatuhnya ribuan burung pipit tersebut direkam oleh saksi mata bernama Kadek Sutika. Ia menjelaskan kronologi peristiwa yang terjadi pada Kamis, 9 September 2021 di area kuburan Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten GianyarBali. Menurut penuturan Sutika, burung pipit itu jatuh dan sebagian besar mendadak mati walaupun masih ada yang dapat hidup, tetapi dalam kondisi lemah.  Penyebab jatuhnya ribuan burung pipit di Bali ini diketahui adalah pertama kalinya dan masih diduga karena beberapa faktor. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali belum dapat memberikan jawaban pasti terkait kejadian ini. Kasubag Tata Usaha Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Prawono Meruanto mengatakan bahwa peninjauan lokasi masih akan terus dilakukan untuk mengidentifikasinya.    

Sumber gambar: id.depositphotos.com

            Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, dugaan utama jatuhnya ribuan burung pipit ini diprediksi antara lain karena keracunan pakan yang tercemar obat pemberantas gulma (herbisida). Alasan dibalik dugaan ini didasari oleh penyelidikan yang dilakukan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA), diketahui perilaku warga yang banyak menggunakan pestisida nonalami. Pranowo menyebutkan sifat burung pipit sendiri memang suka mencari makan secara bergerombol. Jadi, kemungkinan ketika mencari makan di tanaman padi yang baru tumbuh dan baru selesai dilakukan penyemprotan pestisida. Setelah tanaman tersebut dikonsumsi, burung pipit mengalami keracunan setelah mengonsumsinya sehingga menyebabkan kematian secara massal. Sementara itu, Kepala Seksi Wilayah 2 BKSDA Bali, Sulistyo Widodo juga menyebutkan dugaan kematian burung tersebut karena adanya perubahan iklim drastis. Berdasarkan pengamatan warga, sebelum kejadian ini beberapa kali terjadi hujan lebat yang mana hujan lebat menyebabkan suhu dan kelembapan udara berubah drastis dapat menyebabkan kelompok burung pipit terkejut dan stres, hal itu dapat menjadi pemicu terjadinya kematian secara massal. “Ingat tingkat stres pada satwa sangat potensial menjadi penyebab mortalitas massal,” ujar Sulistyo. Fenomena ribuan burung pipit berjatuhan ini tidak hanya menarik perhatian warga sekitar, tetapi juga menarik perhatian warganet yang turut menduga-duga penyebab terjadinya fenomena ini. (NAA/NAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

casibom
güvenilir bahis siteleri