Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the temporary-login-without-password domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u702772576/domains/econochannelfeunj.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Sadis! Pembantaian Massal Lumba-Lumba di Kepulauan Faroe Memicu Kemarahan - Econo Channel

Sumber: www.bbc.com

Sadis! Pembantaian Massal Lumba-Lumba di Kepulauan Faroe Memicu Kemarahan

Kepulauan Faroe adalah sekelompok pulau di Samudera Atlantik Utara yang terletak di antara Skotlandia dan Islandia. Kepulauan Faroe berstatus wilayah otonomi Kerajaan Denmark sejak 1948. Baru-baru ini kepulauan tersebut dihebohkan dengan adanya pembunuhan massal lumba-lumba sebanyak lebih dari 1.400 ekor yang hanya dilakukan dalam sehari pada hari Minggu, 12 September 2021 lalu. Kabar ini tentunya sangat mengejutkan dunia internasional.

Seperti yang kita ketahui, lumba-lumba merupakan mamalia yang dikenal sangat lucu dan menggemaskan. Lumba-lumba juga dikenal sebagai mamalia yang begitu cerdas dan lincah. Lumba-lumba bukanlah hewan yang liar seperti hiu dan makhluk air lainnya, tetapi mengapa ada saja orang yang tega membunuh hewan lucu tersebut?

Pada Minggu 12 September 2021, dunia tengah dikejutkan lantaran Kepulauan Faroe yang kini berubah menjadi laut penuh darah. Lebih dari 1.400 ekor lumba-lumba bersisi putih (White Sided Dholphin) tergeletak di tepian laut dengan kondisi yang mengenaskan. Hal ini tentu memicu kemarahan banyak orang di dunia.

Sumber gambar: www.bbc.com

Kronologi dan Sebab

Pada awalnya, lumba-lumba bersisi putih tersebut memang sengaja diburu oleh masyarakat Kepulauan Faroe untuk dijadikan bahan makanan. Dengan menggunakan perahu, mereka menggiring ribuan hewan lucu tersebut ke perairan dangkal, yaitu Pantai Skalabotnur di Eysturoy. Setelah sampai di perairan dangkal, dengan teganya mereka langsung membunuh lumba-lumba tersebut secara massa, lalu dibagikan kepada penduduk setempat untuk dikonsumsi.

Masyarakat Faroe ternyata memiliki budaya bernama Grind. Grind berasal dari bahasa Faroe yang berarti tradisi perburuan mamalia laut yang  telah dilakukan selama ratusan tahun lamanya. Dikutip dari Liputan6.com, pemerintah Kepulauan Faroe mengatakan rata-rata sekitar 600 paus pilot ditangkap setiap tahun. Menurut data yang disimpan oleh Kepulauan Faroe, penduduk pulau tersebut biasanya membunuh hingga 1.000 mamalia laut setiap tahun dan tahun ini merupakan rekor terbesar pembunuhan massal mamalia laut di Kepulauan tersebut.

Pro dan Kontra

Menurut pemerintah Kepulauan Faroe, tindakan yang dilakukan oleh masyarakatnya dengan membantai ribuan lumba-lumba bersisi putih tersebut adalah legal karena pemerintahnya juga memegang erat budaya dan tradisi wilayahnya. Dengan kata lain, pemerintah dan sebagian masyarakat di Kepulauan Faroe mendukung peristiwa ini. Menurut mereka, perburuan tersebut adalah cara berkelanjutan untuk mengumpulkan makanan dari alam dan merupakan bagian penting dari identitas budaya Faroe.

Sumber gambar: www.bbc.com

Namun, sebagian masyarakatnya lagi dan masyarakat di negara-negara lain sangat mengkritik bahkan mengecam peristiwa ini. Menurut penduduk setempat yang kontra, mereka telah berbagi video dan foto dengan Sea Shepherd, Organisasi Konservasi Lautan dan Pemburu Penjarah Hasil Laut, dan mereka mengatakan perburuan ini melanggar beberapa peraturan Faroe yang mengatur Grind.

Pertama, pihak distrik setempat tidak pernah diberitahu dan karena itu tidak pernah mengizinkan perburuan.

Kedua, banyak peserta perburuan tidak punya lisensi yang diperlukan di Kepulauan Faroe karena untuk kegiatan ini ada pelatihan khusus tentang cara membunuh paus pilot dan lumba-lumba dengan cepat. Namun, rekaman menunjukkan banyak lumba-lumba masih hidup dan bergerak bahkan setelah terlempar ke daratan.

Ketiga, beberapa foto menunjukkan banyak lumba-lumba telah terkena baling-baling yang bisa mengakibatkan kematian yang lambat dan menyakitkan. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat pemburu tidak langsung membunuh lumba-lumba tersebut melainkan menyiksanya terlebih dahulu.

Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian termasuk tim pro atau kontra terhadap peristiwa menyayat hati ini?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

free da pa checker
newsspencer.com
deneme bonusu veren siteler
deneme bonusu veren siteler
jojobet
grandpashabet 2198
maltcasino
casibom güncel giriş
imajbet giriş