Pahit-Manis Perjalanan Konser Musik Indonesia Pasca COVID-19

     Selama pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada awal tahun 2020, industri musik telah melalui banyak rintangan dan halangan. Pandemi memunculkan berbagai inovasi-inovasi baru dalam menikmati musik dan membentuk kebiasaan baru. Hal tersebut mungkin dapat menguntungkan atau merugikan para musisi dan pelaku industri musik lainnya.

Sumber: rukita.co

     Hal yang sangat terasa selama pandemi COVID-19 bagi industri musik adalah absennya pertunjukan musik secara langsung, seperti konser dan festival musik. Pasalnya, protokol kesehatan mengharuskan masyarakat untuk melakukan social distancing atau jaga jarak dan menghindari kerumunan. Hal ini banyak menimbulkan berbagai reaksi dari pelaku industri musik, baik itu musisi, manajemen, label, publisis dan promotor, hingga penikmatnya. Hampir semua dari mereka merasa sangat merindukan adanya pentas musik secara langsung dan menyaksikan musisi favoritnya beraksi.

     Selain hilangnya pertunjukkan secara langsung, industri musik juga mengalami perubahan yang sangat signifikan pada penjualan rilisan musik. Selama pandemi, industri musik sangat bergantung pada pasar streaming dan penjualan cenderamata musisi secara daring.

     Walaupun streaming musik memang mengalami peningkatan yang sangat tinggi selama pandemi, hal tersebut hanya memberikan keuntungan besar untuk perusahaan platformnya. Sementara itu, para musisi tidak mendapatkan hasil pendapatan yang signifikan dibandingkan pendapatan melalui pertunjukan gigs, penjualan rilisan fisik, dan merchandise mereka.

     Sebagai solusi untuk mengatasi rindu masyarakat akan pertunjukan konser musik, disadur dari laman web yoursay.id, banyak media dan label rekaman yang menggelar konser virtual berbasis online, seperti contohnya Synchronize Festival. Festival ini biasanya rutin digelar pertahun secara langsung. Akan tetapi, selama pandemi hanya ditampilkan secara online melalui YouTube dan platform media sosial lainnya. Selama pandemi, konser vitual merupakan suatu fenomena yang membantu banyak musisi mendapatkan penghasilan mereka.

Sumber: idntimes.com

     Konser virtual merupakan suatu solusi untuk mengisi absennya pertunjukan musik selama pandemi, nyatanya tetap dinilai tidak sebanding dengan konser secara langsung. Selain pendapatan tidak sebanding dengan konser langsung, atmosfer panggung juga sangat berbeda karena absennya penonton yang sebelumnya berperan untuk meriahkan acara dan membantu membangkitkan euforia konser.

     Meski begitu, dilansir dari laman web ketikunpad, tantangan yang dihadirkan dalam mempersiapkan konser ini pun juga jelas berbeda dibandingkan konser offline pada umumnya. Kitara Enggar selaku Ketua Konser Intern ke-15 PSM Unpad, berbagi cerita mengenai persiapannya menuju konser intern. (ART/VAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

casibom
güvenilir bahis siteleri