Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman. Salah satu keberagaman Indonesia, yaitu makanan tradisional. Makanan tradisional merupakan salah satu identitas atau ciri khas suatu daerah sebagai representasi dari sebuah kelompok masyarakat yang tinggal di suatu daerah dan bagian dari budaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Begitu banyak kuliner tradisional Indonesia yang tidak asing di telinga masyarakat Indonesia, seperti rendang, bakso, bubur manado, pempek, kerak telor, gudeg, dan masih banyak lagi. Namun, makanan tradisional Indonesia tidak hanya itu, masih banyak makanan tradisional Indonesia yang mungkin terdengar asing di telinga kita. Bahkan mungkin belum banyak yang tahu jika Indonesia memiliki makanan tradisional dengan nama-nama yang unik. Berikut 10 nama makanan tradisional Indonesia dengan nama yang unik dan wajib kalian coba:
- Nasi Kucing (Jawa Tengah)
Nasi Kucing merupakan makanan yang berasal dari Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta. Kata “nasi kucing” berarti “nasi untuk kucing”, karena porsinya yang kecil. Kata tersebut berasal dari kebiasaan masyarakat Jawa yang memelihara kucing dan memberikan makanan untuk peliharaannya dengan porsi kecil. Nasi kucing biasanya berisi sambal, gereh pindang, dan nasi dengan porsi yang sedikit. Gereh pindang adalah salah satu makanan kucing sehingga hal ini yang membuat nasi yang berporsi sedikit ini disebut nasi kucing. Nasi ini sangat digemari oleh berbagai kalangan terutama kalangan muda, seperti mahasiswa, terutama pada era reformasi saat bahan pokok mengalami kenaikan harga.
2. Pendap (Bengkulu)
Pendap atau biasa juga disebut ikan pais merupakan salah satu makanan khas di Provinsi Bengkulu. Pendap memiliki cita rasa pedas dan gurpa, serta aroma khas daun talas yang menjadi pembungkusnya. Pendap memiliki kesamaan dengan pepes ikan terutama cara pembuatannya; perbedaannya ialah bahan yang digunakan, serta daun talas sebagai pembungkusnya dan diikat dengan tali rafia. Pendap merupakan salah satu makanan favorit Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno saat menjalani masa pengasingan di Kota Bengkulu sejak 1938 hingga 1942.
3. Catemak Jagung (Nusa Tenggara Timur)
Catemak jagung adalah makanan kuliner Nusa Tenggara Timur yang sangat sehat dan cocok untuk dijadikan hidangan penutup. Makanan yang mengandung banyak kuah ini terbuat dari bahan dasar jagung dan juga beberapa bahan pelengkap, seperti kacang-kacangan yang terdiri dari jenis kacang tanah dan biji kacang hijau.
4. Bau Peapi (Sulawesi Barat)
Bau peapi adalah makanan khas mandar yang terbuat dari olahan ikan khas Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Makanan ini memiliki kuah kuning dan bercita rasa campuran rasa asam, pedas, dan gurih. Bau peapi dimasak menggunakan ikan laut segar. Dalam bahasa Mandar, “bau” berarti ikan dan “peapi” berarti dimasak atau direbus.
5. Uta Dada (Sulawesi Selatan)
Uta dada merupakan makanan khas dari Suku Kaili. Suku Kaili merupakan salah satu suku yang mendiami Sulawesi Selatan. Uta dada merupakan olahan daging ayam kampung yang dimasak menggunakan santan. Makanan ini terkenal sangat gurih dan pedas. “Uta” dalam bahasa Kaili berarti kuah dan “dada” berarti santan. Uta dada berarti kuah santan atau sayur santan. Uta dada biasa disantap dengan ketupat, seperti dalam penyajian opor ayam di Betawi.
6. Kabuto (Sulawesi Tenggara)
Kabuto merupakan salah satu makanan khas masyarakat Muna, Sulawesi Tenggara. Kabuto terbuat dari singkong yang dikeringkan dan dimasak. Kabuto ini sangat sama, seperti dengan gatot, salah satu makanan khas Jawa. Namun, kabuto bisa dinikmati dengan ikan asin atau lainnya, sedangkan di Jawa hanya dimakan dengan parutan kelapa.
7. Gence Ruan (Kalimantan Timur)
Gence ruan merupakan salah satu masakan rica-rica ikan gabus khas dari Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Ruan mengacu pada nama ikan yang digunakan, yaitu ikan “Haruan” atau ikan gabus, sedangkan gence adalah nama dari bumbu atau rempah khas hidangan ini.
8. Juhu Singkah (Kalimantan Tengah)
Sumber: cookpad.com
Juhu singkah adalah masakan khas masyarakat Dayak di provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Dalam bahasa Ngaju, “juhu” artinya masakan berkuah, sedangkan “singkah” artinya umbut yang merujuk kepada batang rotan yang masih muda. Umbut rotan biasanya mudah diperoleh di dalam hutan tanpa perlu menanamnya terlebih dahulu. Juhu singkah terbuat dari umbut rotan yang pahit, lalu dipadukan dengan daging ikan.
9. Udang Selingkuh (Papua)
Udang selingkuh merupakan makanan favorit masyarakat di Papua dan sangat terkenal. Kuliner ini menggunakan jenis udang air tawar yang berasal dari sungai. Udang ini juga memiliki ukuran yang besar serta capit yang ukurannya hampir setara dengan kepiting, Itulah mengapa disebut udang selingkuh karena dianggap hasil perselingkuhan anatara udang dan kepiting.
10. Nasi Subut (Kalimantan Timur)
Nasi Subut adalah makanan khas masyarakat Tana Tidung. Tana Tidung merupakan kabupaten termuda di Kalimantan Timur. Nasi Subut tidak berwarna putih atau merah seperti nasi pada umumnya, namun Nasi Subut berwarna ungu. Pewarnaan ungu pada nasi subut ini berasal dari bahan dasar makanan ini, yaitu ubi jalar yang berwarna ungu. (SMF/NBL)
You may also like
-
Networking untuk Mahasiswa: Menciptakan Peluang Melalui Koneksi
-
Menabung Cerdas: Persiapan Liburan Akhir Tahun yang Menyenangkan
-
Lindungi Dirimu di Dunia Maya: Tips Jitu agar Tetap Aman!
-
Don’t Be the Next Victim: Learn How to Avoid Catfishing
-
Mengenal Tanaman Hidroponik: Cara Bercocok Tanam Modern tanpa Tanah