Serangan Israel ke Rafah telah menyebabkan lebih dari 100.000 warga Palestina mengungsi meninggalkan Rafah guna menghindari serangan yang mungkin akan terus datang dari Israel. Selain hancurnya banyak bangunan yang membuat mereka kehilangan tempat tinggal para pengungsi Palestina juga menghadapi ancaman krisis air bersih dan pasokan makanan.
Serangan Israel ke Rafah telah berlangsung sejak Februari 2024 tahun ini. Serangan tersebut terjadi berdasarkan titah dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyebut ingin menghancurkan seluruh batalion milik Hamas.
Dikutip dari AP News, “Kami akan menghancurkan batalion Hamas di sana, kami akan menyelesaikan semua tujuan perang, termasuk mengembalikan semua sandera kami,” katanya dalam pidato Selasa 7 mei 2024.
Israel mengklaim bahwa Rafah itu adalah benteng pertahanan utama dari Hamas dan sekaligus pertahanan terakhir yang belum dihancurkan di Jalur Gaza. Selain itu, Israel juga mengirim pasukan darat untuk menjatuhkan pasukan Hamas yang ada di Rafah.
Pejuang Palestina Saling Bahu-membahu Menghalau Serangan IDF ke Rafah
Sumber: Republika.co.id
Para pejuang perlawanan dari Palestina yang terdiri dari berbagai faksi bersenjata terus-menerus berjuang tanpa henti untuk menghadapi pasukan penjajahan Israel (IDF). Mereka melakukan penyerangan dengan melancarkan serangan roket ke permukiman dan situs militer milik Israel di tengah invasi yang baru-baru ini Israel lakukan ke Rafah di Jalur Gaza paling selatan.
Dilansir dari Al Mayadeen, Brigade Al-Quds dari Jihad Islam Palestina (PIJ) mengumumkan bahwa para pejuang akan menargetkan tentara penjajah Israel dan kendaraan militer di dekat lingkungan Al-Shoka, yang berada di sebelah timur wilayah Rafah, dengan rentetan roket 107 mm dan juga beberapa mortir 120 mm. Di daerah yang sama, pejuang Brigade Martir Al-Aqsa dari kelompok Fatah juga menargetkan pasukan musuh dengan mortir kaliber berat. Sedangkan Brigade Al-Qassam dari Hamas, menargetkan kelompok tentara pendudukan Israel yang berada di sebelah timur Rafah dengan roket Rajoum 114 mm yang diproduksi secara lokal. Yang kemudian menargetkan pasukan pendudukan di lokasi militer Karem Abu Salem.
Sedangkan untuk operasi yang dilakukan di darat, Brigade Al-Qassam menyerang tank Merkava milik Israel dengan granat berpeluncur roket tandem yang diproduksi secara lokal di lingkungan Al-Shoka. Akibatnya, tank-tank tersebut hancur dan terbakar yang mengakibatkan tentara pendudukan tersebut mundur menuju sebuah bangunan di lingkungan tersebut.
Hal ini diakui oleh pihak Israel. “Pada Selasa, terjadi pertempuran sengit yang mengakibatkan terbunuhnya dua perwira militer Israel,” kata juru bicara pasukan penjajahan Israel (IDF) pada Rabu.
Zaytoun di Gaza Terbakar, Al Qassam Hancurkan Tank Merkava Milik Israel
Sumber: Tribun News
Seperti yang dikatakan oleh juru bicara Israel mengenai sempat terjadinya konfrontasi sengit antara tentara Israel (IDF) dan petempur milisi perlawanan Palestina, di lingkungan Zaytoun di Gaza.
Laporan tersebut terkonfirmasi seusai pihak milisi perlawanan Palestina, Brigade Al-Qassam, yang merupakan sayap militer gerakan Hamas dalam sebuah pernyataannya mengatakan, kalau mereka terlibat dalam bentrokan sengit dengan pasukan musuh yang menembus selatan lingkungan Zaytoun di Kota Gaza.
Brigade Al-Qassam menambahkan, pihaknya menghancurkan tank Zionis dengan roket Al-Yassin 105 selama pertempuran yang terjadi di selatan lingkungan Zaytoun. Sedangkan Sebaliknya dari Israel, tentara mereka menyatakan bahwa mereka telah mencegat dua rudal yang ditembakkan dari Rafah di Jalur Gaza selatan menuju situs militer Kerem Shalom.
Jebak Pasukan IDF di Terowongan
Sebelumnya, di hari kamis tanggal 9 Mei 2024 Brigade Al-Qassam juga mengumumkan bahwa pihaknya telah meledakkan sebuah terowongan yang di dalamnya ada tentara Israel dan Al Mayadeen melaporkan bahwa terowongan yang di dalamnya terdapat bahan peledak telah hancur, termasuk 3 kendaraan militer Israel dan beberapa tentara IDF mengalami luka-luka.
Hal tersebut juga dikonfirmasi langsung oleh juru bicara militer Israel, yang mengatakan bahwa tiga pasukannya mengalami luka-luka akibat ledakan sebelum kejadian. Namun, pada hari yang sama Al-Qassam melaporkan bahwa pasukannya akan menargetkan beberapa unit militer Israel lainnya. Tepatnya di bagian selatan lingkungan Zaytoun di Kota Gaza menggunakan mortir.
Kondisi Terkini di Rafah dan Palestina
Serangan penuh Zionis Israel ke Rafah disebut sebagai “mimpi buruk kemanusiaan”. Maka pada 7 Mei 2024, kepala PBB memperingatkan bahwa invasi skala penuh ke Rafah oleh pasukan Israel akan menjadi “kesalahan strategis, bencana politik, dan mimpi buruk kemanusiaan”. Meskipun begitu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa proposal gencatan senjata yang disetujui oleh Hamas dianggap “jauh dari tuntutan Israel”.
Israel juga dengan tega telah menyita dan menutup penyeberangan Rafah di Gaza sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa pasokan yang sudah langka di sana akan makin berkurang dan menyebabkan bencana kelangkaan pangan dan kelaparan massal.
Pada hari Selasa, 6 April 2024, Kementrian Kesehatan Gaza menyebutkan bahwa 54 orang telah tewas dalam 24 jam akibat dari serangan Israel di Rafah dan saat ini puluhan jenazah korban dari serangan masih berada di Rumah Sakit Rafah. Selain menelan korban jiwa, serangan zionis Israel mengakibatkan pasokan bantuan perang di wilayah lain Palestina terhambat dan para pejabat PBB mengatakan bahwa serangan di Rafah menggagalkan operasi bantuan kemanusian untuk membuat penduduk di seluruh Jalur Gaza tetap hidup.
Kondisi ini akan berpotensi membuat warga Palestina mengalami kelaparan yang lebih besar dan kematian massal. Selain itu, sejak serangan Israel ke Gaza pada 7 Oktober lalu, setidaknya terdapat 34.789 orang Palestina telah terbunuh dan 78.204 lainnya terluka serta serangan Hamas pada 7 Oktober juga menewaskan setidaknya 1.139 orang di Israel dan masih ada puluhan orang yang ditawan. (LVI/ELZ)