Organisasi dan Mahasiswa

Menurut pengertiannya, Organisasi Mahasiswa adalah sebuah wadah berkumpulnya mahasiswa demi mencapai tujuan bersama, namun harus tetap sesuai dengan koridor AD/ART yang disetujui oleh semua pengurus organisasi tersebut. Sebelum menulis artikel ini, penulis telah terlebih dahulu mewawancarai beberapa narasumber untuk mengumpulkan opini terkait topik organisasi dan mahasiswa. Salah satu dari yang penulis kunjungi adalah seorang mahasiswa berpredikat kupu-kupu (kuliah pulang) yang mengatakan tidak untuk berorganisasi. “ngapain, orang gak dibayar. Cuma dapet capek sama pusingnya doang” Begitu celetuknya saat disinggung lebih lanjut apakah yang bersangkutan ada niatan untuk aktif dalam suatu organisasi tertentu di kampus.

Meski tidak sedikit yang menyatakan enggan menyemplungkan dirinya kedalam rancah organisasi kampus, namun tetap saja ada begitu banyak mahasiswa lainnya yang rela berkontribusi tanpa pamrih dengan aktif dalam organisasinya, meski tetap memprioritaskan perkuliahan. Penulis juga mewawancarai mahasiswa tipikal demikian. Ada yang berkata “gue sih ikutan organisasi buat nambah-nambah pengalaman” dan beberapa aktivis lainnya mendefinisikan organisasi sebagai “wadah penyaluran dan pengembangan potensi yang dimiliki sekaligus merupakan pembelajaran awal bagaimana me-menej integrasi dengan pihak-pihak terkait”

Sudah bukan rahasia bahwa organisasi pastilah menyita waktu dan tenaga. Namun justru menurut penulis, disinilah letak krusial pentingnya berorganisasi. Dari organisasi kita bisa belajar tentang manajemen, baik manajemen waktu, maupun sumber daya. Dengan berorganisasi  jua lah kita belajar bagaimana berintegrasi dengan berbagai macam tipikal individu yang memang diciptakan berbeda satu sama lain. Jika dicermati lebih lanjut banyak hal positif yang bisa kita ambil dari berorganisasi. Persis seperti yang diucapkan salah seorang mahasiswa semester enam jurusan manajemen fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta, saat penulis menanyakan apa alasan yang melatarbelakangi keaktifannya dalam organisasi, dan dengan singkat dia menjawab “organisasi tuh penting. Riwayatnya bisa jadi nilai tambah saat interview kerja nanti”

Apabila kita kaitkan dengan konsep dasar ilmu psikologi, dimana setiap pribadi memiliki paradigma yang berbeda, maka persepsi setiap orang untuk aktif berorganisasi pun mungkin juga berbeda. Semua kembali lagi kepada diri sendiri, kepada bagaimana pembaca meng-interpretasikan keaktifan didalam organisasi tersebut. Karena, pada dasarnya menjadi mahasiswa adalah kesempatan. Sedangkan masuk organisasi, merupakan sebuah pilihan. (Bahjatul Fitriyah)