![]() |
Mahasiswa merangsek memasuki area kantor
Kemendikbud |
Oleh : Ayu Wulandari Apriyanti
Econo Channel, Jakarta –Peringatan hari
pendidikan nasional yang jatuh pada 2 Mei 2014 di kantor Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan, Jakarta Pusat diwarnai aksi mahasiswa seluruh Indonesia yang
tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia. Aksi ini dipelopori oleh kampus
pendidikan Universitas Negeri Jakarta dan sejumlah universitas lain, seperti UPI,
UNPAD, UNNES, UNY, serta Sekolah Tinggi Telkom. Diperkiran ratusan mahasiswa
turun ke jalan untuk menyuarakan masalah pendidikan Indonesia. Masalah ini
dituangkan dalam press release yang
berisi ; pertama, penghapusan Ujian Nasional (UN) sebagai tolak ukur kelulusan
siswa karena sudah tidak relevan lagi diterapkan. Telah terjadi pelanggaran
dalam setiap penyelenggaraan UN. Kedua, adanya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang
dinilai akan meliberalkan kampus negeri. Ketiga, kritikan terhadap Kurikulum
2013 yang dibuat secara instan dan kurang matang. Keempat, pengadaan Pendidikan
Profesi Guru (PPG) yang hanya sebuah proyek belaka.
pendidikan nasional yang jatuh pada 2 Mei 2014 di kantor Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan, Jakarta Pusat diwarnai aksi mahasiswa seluruh Indonesia yang
tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia. Aksi ini dipelopori oleh kampus
pendidikan Universitas Negeri Jakarta dan sejumlah universitas lain, seperti UPI,
UNPAD, UNNES, UNY, serta Sekolah Tinggi Telkom. Diperkiran ratusan mahasiswa
turun ke jalan untuk menyuarakan masalah pendidikan Indonesia. Masalah ini
dituangkan dalam press release yang
berisi ; pertama, penghapusan Ujian Nasional (UN) sebagai tolak ukur kelulusan
siswa karena sudah tidak relevan lagi diterapkan. Telah terjadi pelanggaran
dalam setiap penyelenggaraan UN. Kedua, adanya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang
dinilai akan meliberalkan kampus negeri. Ketiga, kritikan terhadap Kurikulum
2013 yang dibuat secara instan dan kurang matang. Keempat, pengadaan Pendidikan
Profesi Guru (PPG) yang hanya sebuah proyek belaka.
![]() |
Raport Kinerja Kemendikbud
|
Dalam aksinya, mahasiswa menilai kinerja
Kemendikbud nihil. Artinya, hingga ujung masa jabatan menteri M.Nuh berakhir
belum ada peningkatan kualitas pendidikan. Terbukti atas semua data statistik
yang telah dilansir lembaga survei Internasional menyatakan kualitas pendidikan
Indonesia di bawah rata-rata dunia. Pemerintah juga diberi rapor merah yang didalamnya
berisi indikator penilaian, yaitu pemerataan pendidikan 2, kurikulum 3,
pelaksanaan ujian nasional 3, program bidik misi 5, dan akses kesempatan kuliah
2. Dengan capaian tersebut, Mendikbub dinilai tidak lulus dalam menangani
masalah pendidikan dan tidak diberi remedi.
Kemendikbud nihil. Artinya, hingga ujung masa jabatan menteri M.Nuh berakhir
belum ada peningkatan kualitas pendidikan. Terbukti atas semua data statistik
yang telah dilansir lembaga survei Internasional menyatakan kualitas pendidikan
Indonesia di bawah rata-rata dunia. Pemerintah juga diberi rapor merah yang didalamnya
berisi indikator penilaian, yaitu pemerataan pendidikan 2, kurikulum 3,
pelaksanaan ujian nasional 3, program bidik misi 5, dan akses kesempatan kuliah
2. Dengan capaian tersebut, Mendikbub dinilai tidak lulus dalam menangani
masalah pendidikan dan tidak diberi remedi.
![]() |
Mendikbud menjawab tuntutan mahasiswa
|
Sejak dimulainya aksi ini pada pukul
13.30 sampai dengan 16.30 deraian hujan mengguyur kota Jakarta dan sambaran
petir tak berhenti menggelegar. Hingga
mahasiswi perempuan dipindahkan ke area teduh. Namun, hal itu tidak
menyurutkan kobaran semangat pemangku tonggak jayanya negara. Setelah menunggu
selama dua jam sambil menyampaian orasi ilmiah dan mencoba bernegosiasi untuk
bisa menemui Pak Menteri. Akhirnya, sang Menteri Pendidikan bersedia menemui
ratusan mahasiswa. Dalam tanggapannya, Pak Menteri mengklaim telah melakukan
hal-hal terbaik selama ini. Selain itu, ia menganggap bahwa peningkatan
kualitas pendidikan juga lumayan. Beliau juga menginginkan adanya lebih banyak
diskusi-diskusi di kampus mengenai masalah pendidikan yang ada, agar dapat
dicari jalan keluarnya bersama-sama.
13.30 sampai dengan 16.30 deraian hujan mengguyur kota Jakarta dan sambaran
petir tak berhenti menggelegar. Hingga
mahasiswi perempuan dipindahkan ke area teduh. Namun, hal itu tidak
menyurutkan kobaran semangat pemangku tonggak jayanya negara. Setelah menunggu
selama dua jam sambil menyampaian orasi ilmiah dan mencoba bernegosiasi untuk
bisa menemui Pak Menteri. Akhirnya, sang Menteri Pendidikan bersedia menemui
ratusan mahasiswa. Dalam tanggapannya, Pak Menteri mengklaim telah melakukan
hal-hal terbaik selama ini. Selain itu, ia menganggap bahwa peningkatan
kualitas pendidikan juga lumayan. Beliau juga menginginkan adanya lebih banyak
diskusi-diskusi di kampus mengenai masalah pendidikan yang ada, agar dapat
dicari jalan keluarnya bersama-sama.
You may also like
-
Mempererat Koneksi: Kunci Sukses di Dunia Kerja
-
Seminar Towards a Sustainable Economy: The Role of ESG In Improving Corporate Sustainability Reporting Performance
-
Bincang Prestasi 2024: from Ordinary to Extraordinary: Unlocking the Path to Remarkable Achievements
-
Building Tax Awareness and Compliance in Small Medium Enterprises (SME): A Comprehensive Taxation Education Program
-
Economics Expo 2024: Meriah dan Spektakuler!