Karya :
– Puput
Evira Iskarno ( Alumni FE UNJ )
Evira Iskarno ( Alumni FE UNJ )
– Dr.
Harya Kuncara W., M.Si ( Dosen FE UNJ )
Harya Kuncara W., M.Si ( Dosen FE UNJ )
– Dicky
Irianto, M.S.E ( Dosen FE UNJ )
Irianto, M.S.E ( Dosen FE UNJ )
Ekonomi
Indonesia sedang mengalami pembenahan. Perputaran kabinet kerja dan perombakan
APBN yang dilakukan Bapak Jokowi, menjadi langkah nyata untuk mencapai
Indonesia lebih maju. Sejalan dengan kondisi ini, guna menambah wawasan
pembaca. Saya akan mengangkat kajian jurnal yang mengusung topik “ Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia “.
Indonesia sedang mengalami pembenahan. Perputaran kabinet kerja dan perombakan
APBN yang dilakukan Bapak Jokowi, menjadi langkah nyata untuk mencapai
Indonesia lebih maju. Sejalan dengan kondisi ini, guna menambah wawasan
pembaca. Saya akan mengangkat kajian jurnal yang mengusung topik “ Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia “.
Apa yang
peneliti ingin buktikan, dalam penelitian ini ?
peneliti ingin buktikan, dalam penelitian ini ?
Seperti yang kita bahas sebelumnya,
jurnal kali ini menitik beratkan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi kita meningkat, namun melambat bila dibanding tahun
sebelumnya. Hal ini menjadi sorotan utama bagi negara.
jurnal kali ini menitik beratkan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi kita meningkat, namun melambat bila dibanding tahun
sebelumnya. Hal ini menjadi sorotan utama bagi negara.
Melambatnya
pertumbuhan ekonomi, mengindikasi pula rendahnya kesejahteraan rakyat
Indonesia. Ketimpangan ekonomi yang terjadi di Indonesia adalah bukti nyatanya.
Bahkan, laju pertumbuhan ekonomi dibeberapa daerah seperti Aceh, Nusa Tenggara
Barat, dan Papua adalah negatif. Beberapa daerah tersebut memiliki kinerja
produksi, infrastruktur teknologi, tingkat kompetisi, yang tergolong rendah
dibanding daerah lainnya.
pertumbuhan ekonomi, mengindikasi pula rendahnya kesejahteraan rakyat
Indonesia. Ketimpangan ekonomi yang terjadi di Indonesia adalah bukti nyatanya.
Bahkan, laju pertumbuhan ekonomi dibeberapa daerah seperti Aceh, Nusa Tenggara
Barat, dan Papua adalah negatif. Beberapa daerah tersebut memiliki kinerja
produksi, infrastruktur teknologi, tingkat kompetisi, yang tergolong rendah
dibanding daerah lainnya.
Rendahnya
kinerja produksi dipicu oleh latar belakang pendidikan yang minim. Sedangkan
buruknya infrastruktur daerah dipicu oleh minimnya investasi wilayah tersebut.
Keterkaitan antara tingkat pendidikan dan infrastruktur, terhadap pertumbuhan
ekonomi inilah yang akan dibuktikan dalam penelitian ini.
kinerja produksi dipicu oleh latar belakang pendidikan yang minim. Sedangkan
buruknya infrastruktur daerah dipicu oleh minimnya investasi wilayah tersebut.
Keterkaitan antara tingkat pendidikan dan infrastruktur, terhadap pertumbuhan
ekonomi inilah yang akan dibuktikan dalam penelitian ini.
Mengapa harus Pendidikan dan Infrastruktur ?
Kondisi
pendidikan ialah cerminan dari kualitas SDM. Pekerja Indonesia, 47,9 persen
didominasi oleh penduduk tamatan SD. Dengan
minimnya kualitas yang ada, kita dituntut untuk memiliki keterampilan tinggi
dalam bekerja. Salah satu langkah untuk membenahi kondisi ini adalah melalui
pendidikan.
pendidikan ialah cerminan dari kualitas SDM. Pekerja Indonesia, 47,9 persen
didominasi oleh penduduk tamatan SD. Dengan
minimnya kualitas yang ada, kita dituntut untuk memiliki keterampilan tinggi
dalam bekerja. Salah satu langkah untuk membenahi kondisi ini adalah melalui
pendidikan.
Di Indonesia sendiri investasi nasional sedang
mengalami pelambatan, akibat dari tingkat suku bunga yang tinggi dan pelemahan
nilai rupiah. Oleh sebab itu, ketimpangan pembangunan infrastruktur dibeberapa
wilayah menjadi terhambat. Infrastruktur seperti listrik dan jalan raya adalah
komoditi utama dalam menjalankan perekonomian, dan bila kondisi ini terus
berlanjut, ekonomi wilayah tersebut akan terus tertinggal.
mengalami pelambatan, akibat dari tingkat suku bunga yang tinggi dan pelemahan
nilai rupiah. Oleh sebab itu, ketimpangan pembangunan infrastruktur dibeberapa
wilayah menjadi terhambat. Infrastruktur seperti listrik dan jalan raya adalah
komoditi utama dalam menjalankan perekonomian, dan bila kondisi ini terus
berlanjut, ekonomi wilayah tersebut akan terus tertinggal.
Dengan
membaiknya pendidikan dan infrastruktur, akan berdampak pada kualitas tenaga
kerja dan produktifitas ekonomi daerah. Sehingga, akan meningkatan pertumbuhan
ekonomi yang signifikan disetiap wilayahnya.
membaiknya pendidikan dan infrastruktur, akan berdampak pada kualitas tenaga
kerja dan produktifitas ekonomi daerah. Sehingga, akan meningkatan pertumbuhan
ekonomi yang signifikan disetiap wilayahnya.
Bagaimana
sistematika penelitian ini berjalan ?
sistematika penelitian ini berjalan ?
Objek penelitian ini adalah jumlah
pekerja menurut tingkat pendidikan tertinggi yang dicapai pada tingkat SMTA (
Sekolah Menenegah Tingkat Atas ) sebagai objek data tingkat variabel
pendidikan, panjang jalan per daerah provinsi sebagai objek data variabel
infrastruktur, dan Pendapatan Domestik Regional Bruto ( PDRB ) sebagai objek
data pertumbuhan ekonomi variabel yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik.
pekerja menurut tingkat pendidikan tertinggi yang dicapai pada tingkat SMTA (
Sekolah Menenegah Tingkat Atas ) sebagai objek data tingkat variabel
pendidikan, panjang jalan per daerah provinsi sebagai objek data variabel
infrastruktur, dan Pendapatan Domestik Regional Bruto ( PDRB ) sebagai objek
data pertumbuhan ekonomi variabel yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik.
Ruang
lingkup penelitian ini meliputi data dari 32 provinsi di Indonesia pada
2008-2012, dengan menggabungkan data dari Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi
Riau dalam data. Rentang waktu 5 tahun ditujukan agar, hasil penelitian ini
dapat merepresentasikan kondisi ekonomi Indonesia yang berfluktuatif.
lingkup penelitian ini meliputi data dari 32 provinsi di Indonesia pada
2008-2012, dengan menggabungkan data dari Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi
Riau dalam data. Rentang waktu 5 tahun ditujukan agar, hasil penelitian ini
dapat merepresentasikan kondisi ekonomi Indonesia yang berfluktuatif.
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode expost facto dengan
pendekatan analisis regresi.
Expost
facto merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau
suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
Sehingga, dengan expost facto dan pendekatan regresi, akan dilihat
ketergantungan variabel tidak bebas yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang
mempengaruhi, masing-masing disimbolkan dengan Y (pertumbuhan ekonomi) sebagai
variabel terikat, dan X1 dan X2 (tingkat pendidikan dan infrastruktur) sebagai
variabel bebas.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode expost facto dengan
pendekatan analisis regresi.
Expost
facto merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau
suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
Sehingga, dengan expost facto dan pendekatan regresi, akan dilihat
ketergantungan variabel tidak bebas yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang
mempengaruhi, masing-masing disimbolkan dengan Y (pertumbuhan ekonomi) sebagai
variabel terikat, dan X1 dan X2 (tingkat pendidikan dan infrastruktur) sebagai
variabel bebas.
Bagaimana
kesimpulan penelitian ini ?
kesimpulan penelitian ini ?
Apabila
jumlah pekerja yang tamat SMTA naik 1 persen, dan proporsi panjang jalan di
setiap luas wilayah (PJJ) tetap, maka PDRB akan bertambah sebesar 57,5 persen
dari periode sebelumnya. Sedangkan bila, proporsi panjang jalan di setiap luas
wilayah naik 1 persen dari periode lalu
dan (SMTA) bernilai tetap, maka PDRB akan naik sebesar
8,8 persen. Hal ini sesuai
dengan teori-teori penghubung
yang digunakan oleh peneliti, bahwa tingkat pendidikan dan infrastruktur
berbanding positif dengan pertumbuhan ekonomi.
jumlah pekerja yang tamat SMTA naik 1 persen, dan proporsi panjang jalan di
setiap luas wilayah (PJJ) tetap, maka PDRB akan bertambah sebesar 57,5 persen
dari periode sebelumnya. Sedangkan bila, proporsi panjang jalan di setiap luas
wilayah naik 1 persen dari periode lalu
dan (SMTA) bernilai tetap, maka PDRB akan naik sebesar
8,8 persen. Hal ini sesuai
dengan teori-teori penghubung
yang digunakan oleh peneliti, bahwa tingkat pendidikan dan infrastruktur
berbanding positif dengan pertumbuhan ekonomi.
Apakah peneliti
berhasil mencapai tujuan ?
berhasil mencapai tujuan ?
Peneliti
dapat membuktikan asumsi bahwa tingkat pendidikan dan infrastruktur berpengaruh
pada pertumbuhan ekonomi. 48,7 persen
jumlah PDRB di
suatu wilayah provinsi yang
diperoleh, signifikan secara bersama-sama dipengaruhi oleh jumlah pekerja yang
tamat SMTA dan proporsi panjang jalan di setiap luas wilayahnya. Sedangkan 51,3 persen
sisanya, variasi perubahan PDRB
di suatu wilayah provinsi ditentukan atau dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian ini.
dapat membuktikan asumsi bahwa tingkat pendidikan dan infrastruktur berpengaruh
pada pertumbuhan ekonomi. 48,7 persen
jumlah PDRB di
suatu wilayah provinsi yang
diperoleh, signifikan secara bersama-sama dipengaruhi oleh jumlah pekerja yang
tamat SMTA dan proporsi panjang jalan di setiap luas wilayahnya. Sedangkan 51,3 persen
sisanya, variasi perubahan PDRB
di suatu wilayah provinsi ditentukan atau dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian ini.
Subdepatment Penlitian dan Pengembangan. Sekar
Destilawati
Destilawati
Layout. Etik Nurbaiti
You may also like
-
Mempererat Koneksi: Kunci Sukses di Dunia Kerja
-
Seminar Towards a Sustainable Economy: The Role of ESG In Improving Corporate Sustainability Reporting Performance
-
Bincang Prestasi 2024: from Ordinary to Extraordinary: Unlocking the Path to Remarkable Achievements
-
Building Tax Awareness and Compliance in Small Medium Enterprises (SME): A Comprehensive Taxation Education Program
-
Economics Expo 2024: Meriah dan Spektakuler!