Menurut Filipe Campante dan David Yanagizawa, guru besar Universitas Harvard, dalam riset mereka, “Does Religion Affect Economic Growth and Happines” menyimpulkan dua hal. Pertama, bulan Ramadan menurunkan produktivitas kerja karena jam kerja yang lebih pendek. Kedua, bulan Ramadan meningkatkan kebahagiaan masyarakat.
Dalam artikel yang berjudul “The Impact of Ramadan on Indonesia”, mencatat adanya penurunan produktivitas kerja bulanan sebesar 3,8% di Indonesia.
Selain itu, ada 3 perubahan lain selama bulan Ramadan, yaitu penurunan jam kerja digunakan untuk menambah jam bersosialisasi dengan keluarga, teman, dan kerabat; perubahan pola belanja; dan naiknya angka inflasi.
Oleh karena itu pemerintah senantiasa optimistis pertumbuhan ekonomi kita akan meningkat tatkala faktor musiman seperti Ramadan dan lebaran tengah berjalan. Faktor pendorongnya adalah belanja dari kelompok rumah tangga yang diprediksi meningkat signifikan.
Keputusan untuk mengandalkan konsumsi rumah tangga sebagai tumpuan pertumbuhan bukanlah hal yang sepenuhnya keliru dan dalam lima tahun terakhir, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hampir selalu di atas 55%. Namun, di sisi yang lain konsumsi amat dipengaruhi faktor daya beli, yakni episentrum antara tingkat pendapatan dan inflasi.
Research and Development by Fahmi Ardiansyah
Edited by Maria Nathania
You may also like
-
Ekonomi DigitalIndonesia
-
Paradoks Jevons: Efisiensi yang Justru Meningkatkan Konsumsi Sumber Daya
-
Dinamika Green Economy: Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi melalui Pembangunan Berkelanjutan
-
Paradox of Thrift: Menabung dapat Merugikan Negara, Kok Bisa?
-
Peran Pasar Modal dalam Pembentukan Masa Depan Keuangan Mahasiswa