Hiu Terancam Punah Akibat Vaksin Koronavirus, Kenapa Bisa?

Foto dari : Pinterest

Dunia semakin tidak baik-baik saja, pasalnya pandemi COVID 19 yang tidak kunjung usai ini dan semakin merenggut nyawa manusia di dunia yang sampai kini telah menginfeksi lebih dari 33 juta kasus, bahkan angka kematian mencapai lebih dari satu juta. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan dunia pada penyebaran virus korona ini.

Segala uji coba vaksin masih berada dalam tahap uji coba, salah satunya yang menggemparkan dunia akibat pemberitaan bahwa sebanyak hampir setengah juta hiu akan terancam punah untuk mendapatkan minyak alam squalene yang berada di bagian hati hiu sebagai vaksin.

Squalene yang telah digunakan sejak 1997 sebagai vaksin flu, terbukti efektivitasnya dalam pengobatan dengan menciptakan respons kekebalan tubuh yang kuat. Vaksin virus korona SARS-CoV-2, GlaxoSmithKline (GSK), yang direncanakan menggunakan hingga satu miliar dosis squalene yang terdapat dalam ikan hiu ini digunakan untuk dikembangkan vaksinnya, dengan diharapkan akan dapat mengakhiri pandemi COVID 19.

Foto dari : Pinterest

Pasalnya, untuk dapat memperoleh 1.000 kg squalene sekitar 3.000 ikan hiu harus dibunuh, hal ini sangat berisiko pada punahnya ikan hiu yang padahal jumlah populasi ikan hiu saja hingga tahun 2018, hanya terdapat sekitar 3.500 hiu putih besar yang tersisa di alam liar.

Menurut kelompok ahli konservasi di California, Shark Allies, apabila setiap manusia di dunia mendapatkan satu dosis vaksin, maka sebanyak 250.000 ikan hiu harus kehilangan nyawa.

“Kami tidak dalam bentuk apapun mencoba menghalangi atau memperlambat pengembangan vaksin virus korona atau pengobatan penting lainnya yang dibutuhkan untuk melindungi umat manusia dari penyakit,” tulis Shark Allies pada laman webnya.

“Kami meminta sumber yang lebih berkelanjutan untuk squalene dapat digunakan untuk aplikasi yang kurang mendesak, dimana ada alternatif lainnya sama efektifnya dengan squalene dari ikan hiu.”

Sebetulnya, untuk mendapatnya squalene sebagai alternatif dari sumber yang lebih ramah lingkungan tersedia, seperti squalene sintetis dari tumbuhan seperti minyak squalene dari tebu.

Menurut Shark Allies, “Melalui kacamata ilmu kimia, squalene dari sumber lainnya seharusnya identik, (karena) struktur kimianya tetap sama (C30H50).”

Maka, Tim Ahli Konservasi dari Shark Allies meminta penambahan jumlah penelitian untuk membuktikan lebih jelas bahwa minyak squalene yang bersumber dari makhluk lain selain ikan hiu dapat digunakan pada vaksin.

Karena, dengan membunuh banyak ikan hiu maka akan berdampak juga untuk keseimbangan bumi. Diketahui bahwa hiu sangat penting bagi kesehatan dan fungsi laut, hiu merupakan elemen kunci dari sistem kehidupan yang mempengaruhi kesehatan laut, ketahanan pangan, dan mata pencaharian untuk generasi dunia.

“Kita membutuhkan samudra dan samudra membutuhkan hiu. Tetapi populasi telah sangat berkurang dalam beberapa dekade terakhir,” jelas penjelasan Shark Allies. (MAI/AWS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

casibom
güvenilir bahis siteleri