Bank Indonesia sangat optimis untuk mendukung pemulihan ekonomi di tahun 2021 sehingga Bank Indonesia akan terus berupaya untuk melanjutkan stimulus moneter di tahun 2021 agar tetap maksimal.
Momentum pertumbuhan ekonomi nasional perlu didukung dengan memperkuat sinergi dan membangun rasa optimis oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Selain itu, vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan merupakan kondisi prasyarat bagi pemulihan ekonomi nasional. Pada tahun 2021, ekonomi Indonesia diramalkan akan tumbuh hingga 4,8 %—5,8 %. Pertumbuhan tersebut didorong dengan peningkatan kinerja ekspor, konsumsi swasta dan pemerintah, serta investasi. Stabilitas sistem keuangan juga semakin membaik dengan rasio permodalan yang tinggi, NPL yang rendah, dan kredit yang masing-masing meningkat sekitar 7%—9 % pada tahun 2021.
Langkah-langkah Bank Indonesia untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui stimulus kebijakan moneter yang akan dilanjutkan di tahun 2021, yaitu:
- Stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental dan mekanisme pasar tetap dijaga.
- Suku bunga yang akan tetap rendah sampai dengan muncul tanda-tanda tekanan inflasi meningkat.
- Melanjutkan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar perdana untuk pembiayaan APBN.
Selanjutnya, Perry menjelaskan lima strategi respons kebijakan Bank Indonesia untuk memperkuat ekonomi nasional, yaitu sebagai berikut:
- Pembukaan sektor produktif dan aman.
- Percepatan stimulus fiskal (realisasi anggaran).
- Peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran.
- Stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial.
- Digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM.
Dengan kondisi pasar keuangan global yang membaik dan daya tarik investasi di Indonesia yang tetap tinggi, diperkirakan sebagian besar penerbitan SBN untuk pembiayaan APBN Tahun 2021 akan dapat diserap oleh pasar dan akan memperkecil besarnya pembelian SBN dari pasar perdana oleh Bank Indonesia.
Pemulihan ekonomi nasional yang tengah berlangsung diperkirakan semakin meningkat. Pada tahun 2021, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh mencapai 4,8%—5,8% yang didukung oleh peningkatan kinerja ekspor, konsumsi swasta dan pemerintah, serta investasi baik dari belanja modal pemerintah maupun dari masuknya PMA sebagai respons positif terhadap UU Cipta Kerja.
Gubernur BI juga menegaskan bahwa sinergi erat antara stimulus fiskal dan stimulus moneter tersebut sebagai wujud komitmen yang tinggi Bank Indonesia bersama pemerintah untuk memperkuat pemulihan ekonomi nasional walaupun berdampak pada defisit neraca Bank Indonesia yang besar mulai tahun 2021 dan tahun-tahun berikutnya. Sebelumnya Bank Indonesia sudah menurunkan suku bunga acuan menjadi 3,75% dan diproyeksikan akan tetap rendah sampai ada tanda tekanan inflasi meningkat. “Stimulus kebijakan moneter akan dilanjutkan pada tahun 2021, stabilitas nilai tukar rupiah secara fundamental, dan mekanisme pasar akan terus kami jaga untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo. Oleh karena itu, Bank Indonesia terus berusaha semaksimal mungkin untuk pemulihan ekonomi nasional yang diharapkan optimis bangkit di tahun 2021. (SFI/MRA)
You may also like
-
Awali Bulan dengan Produktif: Cara Efektif Menyusun Jadwal
-
Management Event: Talkshow Prestasi 2024
-
International Community Service//DIGITAL SKILLS WORKSHOP FOR ADULTS: MASTERING THE BASICS OF TECHNOLOGY IN THE DIGITAL AGE
-
Simak Rangkaian Kegiatan PAS 1 PKKMB E&A 2024
-
PKKMB UNJ 2024/2025 jadi Momen Bersejarah dengan UNJ Resmi Berstatus PTNBH