Tahukah kamu? Alam memiliki peran yang sangat penting bagi kesejahteraan emosi kita. Hal itu dikarenakan alam memiliki sejarah perkembangan evolusi manusia. Sensasi berada di alam terbuka memberi rasa tenang dan nyaman bahkan hanya sekadar mendengarkan suara gemericik air atau suara alam melalui audio ponsel juga memiliki efek relaksasi yang tak jauh berbeda. Akan tetapi, seiring tingginya tingkat urbanisasi, manusia kian terpisah dari alam. Dunia perkotaan yang diharapkan dapat memberi kemudahan finansial, nyatanya tidak menyediakan kesejahteraan sebagai timbal baliknya. Orang boleh jadi memiliki cukup materi, tetapi tidak dengan kesehatan emosinya.
Studi yang diterbitkan oleh Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America menyebutkan bahwa urbanisasi yang kian tinggi diasosiasikan dengan meningkatnya gangguan kesehatan mental, terutama kecemasan dan depresi. Sebaliknya, orang yang tinggal di perdesaan dan dekat dengan alam jarang sekali mengalami stres yang parah. Hal itu salah satunya disebabkan oleh intensitas yang mereka miliki dengan alam dan dapat menimbulkan efek positif dan kesejahteraan emosi.
Secara alami, alam membantu kita dalam melepaskan konsentrasi dan mengubahnya menjadi relaksasi, serta menjernihkan pikiran. Hasil yang akan kita dapatkan ketika kita kontak dengan alam, yaitu adanya rasa nyaman dan tenang yang dapat menyeimbangkan perasaan dan menguatkan mental serta persepsi kita.
Melakukan kontak dengan alam secara sengaja, kemudian dijadikan sebagai terapi oleh Howard Clinebell dari Universitas Columbia, yang pertama kali menamainya dengan sebutan ekoterapi pada 1996. Howard menjadikan ekoterapi sebagai metode penyembuhan bagi penderita stres akut, gangguan kecemasan, dan pengidap depresi.
Di Jepang, terdapat frasa shinrin-yoku yang artinya berada di suasana hutan atau juga mandi di aliran air dalam hutan. Orang-orang Jepang meyakini bahwa menghirup aroma kayu-kayuan, mendengarkan gemericik dan aliran air, serta memandang lanskap hutan memberikan sensasi relaksasi dan mengurangi tegangan mental yang mereka rasakan.
Tetapi dewasa ini, sayangnya alam seperti hutan semakin terkikis, habis termakan oleh keserakahan manusia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bisa menjaga alam dengan baik agar alam juga dapat menjalankan perannya dengan baik dalam ‘menyembuhkan’ kita. (NAN/TAR)
You may also like
-
Indonesia VS Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Tantangan Besar dan Asa yang Terus Menyala
-
Keindahan Nasi Tumpeng sebagai Makanan Tradisional dengan Berbagai Makna dan Keunikannya
-
Magang Sesuai Jurusan? Ini Cara Jitunya Biar Gak Salah Pilih!
-
Kuliah Sibuk, Tetap Sehat! Ini Rahasia Jaga Kesehatan di Tengah Hectic-nya Jadwal
-
Transformasi Diri: Cara Menghadapi Ketidakpercayaan di Lingkungan Baru