Sumber: Unsplash.com

Bahaya Toxic Productivity: Obsesi untuk Selalu Produktif

Pandemi COVID-19 turut berdampak pada perubahan aktivitas dan pola kehidupan seseorang. Tak jarang hal ini membuat sebagian orang berlomba-lomba untuk selalu produktif selama di rumah saja. Menjadi produktif merupakan hal yang positif. Akan tetapi, apapun yang berlebihan kerap kali justru menjadi hal yang buruk dan terjebak dalam situasi yang dikenal dengan istilah toxic productivity.

Mengenal Toxic Productivity

Seorang Psikolog Klinis, Dr. Julie Smith dari Hampshire, Inggris, menyatakan bahwa toxic productivity merupakan sebuah obsesi untuk terus mengembangkan diri dan merasa selalu bersalah apabila tidak bisa melakukan banyak hal.  Orang-orang yang telah mengalami toxic productivity cenderung sengaja membuat dirinya lelah sebisa mungkin untuk mencapai sesuatu tanpa kenal istirahat. Produktivitas yang berlebihan ini akan berbahaya dan berisiko terhadap kesehatan secara fisik maupun mental.

Munculnya Toxic Productivity

Toxic productivity muncul dari tradisi kita yang menilai tinggi suatu produktivitas. Sering kali takjub dengan orang-orang yang mempunyai segudang aktivitas dalam keseharian mereka, memuji seseorang yang mampu untuk tidur larut malam atau bahkan tidak tidur demi menyelesaikan pekerjaan mereka. Selain itu, tekanan harus selalu produktif juga datang dari jagat maya dengan penggunaan media sosial. Para pengguna media sosial seakan-akan berkompetisi untuk mengabadikan setiap kesibukan mereka setiap harinya. Tanpa disadari, sebagian orang akhirnya mengukur kelayakan diri berdasarkan produktivitas yang telah ia kerjakan.

Sumber: Pexels/Andrea Piacquadio

Ciri-Ciri Toxic Productivity

Sebelum toxic productivity melekat dalam keseharian, berikut ini merupakan ciri-ciri dari toxic productivity:

  1. Selalu terobsesi untuk produktif. Hal ini ditandai dengan kecanduan dalam bekerja atau workaholic yang berlebihan. Seseorang yang selalu terobsesi untuk produktif akan mencari cara untuk terus menyibukkan dirinya dengan berbagai kegiatan yang berlebihan.
  1. Bekerja berlebihan hingga membahayakan kesehatan dan mengganggu hubungan sosial dengan orang lain. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan dari orang sekitar kita bahwa kita terlalu sibuk. Seseorang yang telah terjebak toxic productivity akan mulai merasakan sakit yang berhubungan dengan penundaan kebutuhan.
  1. Merasa kesulitan untuk beristirahat. Hal ini ditandai dengan munculnya rasa bersalah apabila beristirahat setelah seharian penuh bekerja atau berkegiatan.
  1. Ekspektasi yang terlalu tinggi. Hal ini ditandai ketika seseorang menetapkan target atau ekspektasi di luar batas kemampuan dirinya. Ia akan merasa tidak puas dan marah jika semua yang ia harapkan tidak berjalan dengan semestinya.
Sumber: iStockphoto/fizkes

Tips Menghindari Toxic Productivity

Setelah mengetahui ternyata toxic productivity sangat berdampak buruk untuk seseorang. Maka dari itu, toxic productivity perlu dihindari. Berikut cara menghindari diri dari toxic productivity:

  1. Buatlah tujuan atau goals yang realistis. Tujuan tersebut harus sefleksibel mungkin dengan keadaan;
  2. Beristirahat dari semua aktivitas adalah hal yang penting untuk dilakukan sesekali. Faktanya, dengan beristirahat dapat meningkatkan produktivitas dan membuat kita dapat bekerja secara efektif;
  3. Terapkan praktik mindfulness. Mindfulness membuat diri kita terhubung dengan kejadian yang saat ini terjadi dan meningkatkan ketenangan serta fokus diri kita terhadap suatu hal;
  4. Terapkan aturan atau boundaries. Seperti belajar cukup 1-2 jam dalam sehari, tidak memainkan ponsel di meja makan, dan kegiatan lain dengan sewajarnya atau tidak berlebihan.

Setiap manusia selalu ingin menjadi versi terbaik dari dirinya, melakukan hal-hal yang produktif juga bukanlah suatu kesalahan. Akan tetapi, memaksakan diri untuk mengikuti standar produktivitas orang lain yang salah. Oleh karena itu, cukup bandingkan diri kita saat ini dengan yang kemarin, bukan yang lain. Jangan sampai ambisimu justru membuat kamu terjebak dalam toxic productivity. What matters for you, is your happiness and your health.

(RI/KAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

casibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibom
güvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis siteleri