Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi mengevakuasi seekor anak gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus). Korban jerat saat translokasi di Bentang Alam Bukit Tigapuluh, Suo-suo, Tebo, Jambi tersebut merupakan seekor anak gajah betina berumur sekitar lima tahun yang tertinggal sendiri dari kelompok besarnya hingga lima bulan lebih akibat jerat dan luka yang ia dapatkan saat berada di Tanjung Jabung Barat.
(Sumber: Kompas.id)
Sampai akhirnya pada Kamis, 26 Agustus kemarin, bayi gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) akhirnya pulang. Setelah enam bulan terpisah dari rombongan induknya dan mengalami luka akibat jerat, ia diselamatkan oleh tim konservasi satwa. Lukanya kini pulih dan ia siap menjalani translokasi sejauh 120 kilometer.
Translokasi dilakukan oleh BKSDA Jambi bersama beberapa pihak dengan menggunakan lebih banyak tenaga manusia atau tanpa gajah jinak. Pemindahan bayi gajah sejak Rabu hingga Kamis lalu dilaksanakan lewat kolaborasi BKSDA Jambi bersama sejumlah mitra, yakni Frankfurt Zoological Society, Masyarakat Mitra Konservasi, dan Flora Fauna Indonesia Program. Tim tiba di wilayah Batangasam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk menjemput bayi gajah. Saat itu, ia tengah menjelajah di sebuah kebun tanaman campur warga hingga akhirnya terkena jerat dan terluka. Dengan bantuan pengulupan bius, gajah ditarik dengan tali menuju truk. Lalu, tumpangan itu dibawa menuju hutan penyangga Taman Nasional Bukit Duabelas di Kabupaten Tebo.
(Sumber: Antara.news)
Perjalanan yang memakan waktu satu hari satu malam dengan proses yang cukup panjang serta dramatis karena jalur yang dilalui oleh tim bisa terbilang memiliki medan tempuh yang sulit, akhirnya telah membuahkan hasil. Gajah kecil berumur lima tahun itu tiba di ekosistem Bukit Tigapuluh, Tebo, Jambi dan berhasil dipertemukan lagi dengan induknya pada habitat aslinya.
”Kami bawa (bayi gajah) untuk mendekati rombongan gajah. Harapannya, bayi ini bisa segera bertemu kembali induknya,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Rahmad Saleh Rahmad Saleh.
TAR/NIS
You may also like
-
Melestarikan Warisan Budaya Tradisional Jawa, Transvision Meresmikan Channel Jowo
-
Sebelum 2024 Berakhir, Ini Dia Film dan Serial TV yang Wajib Ditonton!
-
Jalan Ninja Mahasiswa: Rahasia Cari Cuan Tambahan Lewat Wirausaha, Peluang Besar atau Risiko Besar?
-
Impact Besar Produk Lokal terhadap Perekonomian Nasional
-
Keceriaan dan Kenangan dalam Perayaan Budaya Unik Dunia