Sumber foto: Banjirembun.com
Proses buang air kecil tentunya menjadi salah satu indikator proses penting penyaringan darah dalam tubuh manusia. Buang air kecil merupakan proses alami tubuh. Dalam sistem urologi, buang air kecil merupakan proses seseorang untuk membuang cairan berlebih, racun, dan zat sisa metabolisme dari dalam tubuhnya.
Pada umumnya, dalam kasus normal seseorang akan buang air kecil sebanyak 6-7 kali dalam 24 jam. Namun, adakalanya buang air kecil ditahan karena berbagai macam kondisi, misalnya sedang berada di kendaraan umum, rapat atau sedang bekerja, atau karena tidak ada kamar mandi terdekat. Lantas, adakah bahaya jika menahan proses buang air kecil?
Bahaya menahan buang air kecil
Saat seseorang memilih untuk menahan buang air kecil, tubuhnya akan berisiko mengalami ketidakseimbangan metabolisme dan elektrolit. Kondisi ini tentu dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan yang serius serta akan ada beberapa masalah kesehatan yang perlu diwaspadai jika sering menahan buang air kecil. Apa saja bahayanya?
- Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Salah satu penyakit yang sering terjadi apabila sering menahan buang air kecil adalah infeksi saluran kemih (ISK). Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi terjadinya infeksi pada organ yang termasuk di dalam sistem kemih, yaitu ureter, ginjal, kandung kemih, dan juga uretra. Jika seseorang sering menahan buang air kecil, bakteri bisa masuk ke dalam uretra kemudian bisa berkembang biak dan menyebabkan infeksi pada saluran kemih.
Kendati demikian, kebiasaan buruk menahan buang air kecil ini tidak akan secara spontan menyebabkan infeksi saluran kemih. Risiko terjadinya ISK akan lebih tinggi jika seseorang tidak minum air sesuai kebutuhan.
Salah satu alasan utama seseorang disarankan untuk minum air sesuai kebutuhan adalah untuk membantu membersihkan ginjal, dengan cara menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran cairan dari tubuh.
- Kerusakan otot-otot dasar panggul
Terlalu sering menahan buang air kecil dapat menyebabkan kerusakan pada otot-otot dasar panggul, salah satunya adalah otot sfingter uretra yang menjaga uretra agar tertutup. Bila otot sfingter uretra tersebut rusak, memunculkan kemungkinan terkena inkontinensia urine atau melemahnya otot kandung kemih.
Namun, Anda bisa melakukan latihan dasar panggul, seperti Kagels untuk membantu memperkuat otot-otot tersebut dan mencegah kebocoran atau memperbaiki kerusakan otot dasar pada panggul.
- Memicu retensi urine
Kebiasaan buruk menahan buang air kecil juga dapat memicu munculnya retensi urine. Retensi urine merupakan suatu kondisi penumpukan urine di kandung kemih dan tidak mempunyai kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna karena tersumbatnya aliran urine yang bebas melalui kandung kemih dan uretra.
Melansir Kompas.com, gejala retensi urine kronis, yakni buang air kecil rasanya tidak tuntas karena kandung kemih belum kosong. Beberapa tanda yang bisa Anda rasakan, yaitu:
- Susah untuk buang air kecil;
- Aliran urine tidak deras atau pampat;
- Masih ingin buang air kecil sesaat setelah selesai buang air kecil;
- Urine rembes atau kesulitan menahan diri untuk tidak mengompol; dan
- Panggul atau perut bagian bawah terasa mengganjal.
Itulah penjelasan dari beberapa macam bahaya yang dapat timbul akibat sering menahan buang air kecil. Jadi, sayangi kandung kemihmu dengan tidak menahan diri untuk buang air kecil, ya! (GMP/RAH)
You may also like
-
Networking untuk Mahasiswa: Menciptakan Peluang Melalui Koneksi
-
Menabung Cerdas: Persiapan Liburan Akhir Tahun yang Menyenangkan
-
Lindungi Dirimu di Dunia Maya: Tips Jitu agar Tetap Aman!
-
Don’t Be the Next Victim: Learn How to Avoid Catfishing
-
Mengenal Tanaman Hidroponik: Cara Bercocok Tanam Modern tanpa Tanah