Nasida Ria salah satu grup kasidah wanita asal Semarang, Jawa Tengah, yang dibentuk sejak tahun 1975 dan baru saja tampil di salah satu acara besar di Jerman, pada Jum’at (17/6/2022). Mereka tampil di festival seni musik kontemporer dunia, yaitu Documenta Fifteen. Acara tersebut digelar setiap lima tahun sekali di Jerman. Nasida Ria sukses menjadi sorotan publik di media sosial dan banyak mendapatkan pujian, salah satunya Sandhy Sondoro, seorang penyanyi yang turut memberikan pujian terhadap Nasida Ria yang telah membawakan kesenian Nusantara ke mata dunia. Selain itu, Nasida Ria mampu mengharumkan nama baik Indonesia hingga followers akun Instagram mereka kini menjadi lebih dari 30 ribu followers.
Nasida Ria tidak hanya pernah tampil di Jerman saja. Pada tahun 2017 mereka sudah pernah tampil di Amerika Serikat dan pada tahun 1998 mereka juga pernah mengadakan konser di Malaysia dalam merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram. Mereka juga pernah diundang untuk menjadi pemeran budaya Islam di Berlin yang diadakan oleh Haus der Kulturen der Welt. Nasidah Ria pernah mendapat penghargaan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada tahun 1989.
Menurut Zhuad Mahdi selaku manajer, alasan Nasida Ria dapat tampil di Jerman karena ruangrupa, selaku direktur Documenta Fifteen, mengundang Nasida Ria untuk tampil dalam acara tersebut. Nasida Ria membutuhkan waktu tiga bulan untuk mempersiapkan beragam hal mulai dari latihan, menjaga kesehatan, ataupun menyiapkan dokumen untuk tampil di acara tersebut.
Saat tampil, Nasida Ria menggunakan kostum seragam gamis dengan perpaduan warna hitam dan kuning. Nasida Ria membawakan sembilan lagu kasidah terbaik berbahasa Indonesia, di antaranya yaitu, Perdamaian, Keadilan, hingga Tahun 2000. Saat penampilan Nasida Ria dimulai, ditampilkan juga layar yang berada di samping kanan dan kiri panggung untuk menampilkan lirik lagu dalam bahasa Jerman untuk membantu memahami artinya. Grup kasidah tersebut merasa senang dan sangat bersyukur atas sambutan baik penonton Jerman atas aksi mereka.Dalam pertunjukkannya, semua penonton yang merupakan warga negara asing mengapresiasi, menikmati, dan bergoyang pada setiap lantunan musik yang dibawakan. (CAL/REI)