Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyerukan untuk menarik peredaran es krim Haagen-Dazs rasa vanila Prancis. Instruksi penarikan dilakukan karena es krim Haagen-Dazs mengandung Ethylene oxide (EtO) dengan kadar melebihi batas. Seperti dikutip dalam situs resmi BPOM, menurut BPOM, upaya penarikan es krim vanila dari peredaran adalah untuk melindungi masyarakat.
Berikut fakta penjualan es krim Haagen-Dazs yang dihentikan di Indonesia dan dirangkum dari beberapa sumber.
1. Ditemukan kandungan Etilen oksida (EtO)
Langkah ini dilakukan karena ditemukannya kandungan Etilen oksida (EtO) dengan kadar yang diizinkan Uni Eropa (UE) dalam produk. Rapid Alert System for Food and Feed (INRAFF) Indonesia menerima informasi keberadaan bahan-bahan tersebut pada 8 Juli 2022 dari European Union Rapid Alert System for Food and Feed (EURASAFF).
2. Tentang EtO
Seperti diketahui, EtO merupakan pestisida yang berfungsi sebagai fumigant pada makanan dan tekstil. Dalam jumlah besar, Etilen oksida digunakan untuk mensterilkan instrumen bedah di rumah sakit. Penemuan residu EtO dalam makanan merupakan isu baru yang bermula dari notifikasi EURASFF pada tahun 2020.
3. Efek Etilen oksida pada tubuh manusia dapat berupa:
- Sakit kepala
- Mual
- Muntah
- Diare
- Kesulitan bernapas
- Mengantuk
- Kelemahan
- Kelelahan
- Mata dan kulit terbakar
- Menggigil
4. CAC belum menetapkan batas maksimum residu EtO
Di sisi lain, Codex Allimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi internasional di bawah World Health Organization (WHO) belum menetapkan batas maksimum residu EtO sehingga pengaturannya berbeda-beda di setiap negara. Sedangkan, produk yang ditarik adalah es krim Haagen-Dazs rasa vanilla dalam format print dan mini cup.
5. Terdaftar di BPOM dan terdistribusi di Indonesia
Sementara itu, produk es krim dengan merek yang sama untuk kemasan 100ml dan 473ml yang diimpor dari Prancis terdaftar di BPOM dan beredar di Indonesia. “Untuk melindungi masyarakat, BPOM menginstruksikan importir untuk menarik kedua produk tersebut dan memperpanjang penarikan kembali ke jenis kemasan lainnya, yakni kaleng curah 9,46 liter.”
6. Daftar varian es krim yang juga dalam penyelidikan
Sementara itu, Dita Soedarjo selaku CEO Haagen-Dazs, menyatakan bahwa 11 varian lainnya telah dihentikan sementara untuk kenyamanan pelanggan dan untuk kelanjutan penyelidikan. Di bawah ini adalah daftar variasi es krim Haagen-Dazs.
- Cookies and cream kemasan mini cup, pint, bulk can, dan stickbar;
- Caramel biscuit and cream kemasan mini cup, pint, dan bulk can;
- Vanilla caramel almond kemasan stickbar;
- Tiramisu kemasan bulk can;
- Dark chocolate ganache and almond kemasan mini cup, pint, dan bulk can;
- Chocolate choc almond kemasan stickbar;
- Belgian chocolate kemasan mini cup, pint dan bulk can;
- Blueberry and cream kemasan mini cup dan pint;
- Matcha green tea and almond kemasan stickbar;
- Salted caramel kemasan pint dan stickbar; dan
- Macadamia but brittle kemasan stickbar.
7. Bagaimana jika terlanjur dikonsumsi?
Mengutip dari laman detik.com, Dr. Arief Nurrochmad Msi., Msc., Apt., pakar farmasi Universitas Gadjah Mada menjelaskan, kandungan residu Etilen oksida (EtO) yang mungkin telah masuk ke dalam tubuh dapat didetoksifikasi secara alami. Proses ini terjadi melalui peran metabolisme dalam tubuh, dikeluarkan melalui urin.
“Etilen oksida berasal dari endogen dan eksogen dalam tubuh, akan dimetabolisme melalui induksi stres oksidatif dan bantuan CYP2E1 menjadi Etilen oksida. Selain itu, Etilen oksida dimetabolisme secara konjugasi dengan glutathione atau dengan hidrolisis epoksida hidrolase,” jelas Dr. Arief.
Selain itu, BPOM saat ini sedang melakukan kajian terhadap kebijakan terkait EtO, termasuk memantau perkembangan terkini terkait regulasi dan standar keamanan pangan internasional, serta melakukan sampling dan pengujian untuk mengetahui tingkat paparan.
BPOM mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika menemukan produk es krim merek Haagen-Dazs dengan varian rasa vanilla atau varian dengan komposisi aromatik, melalui contact center HALOBPOM atau Laboratorium Unit Pelayanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar/Balai / POM seluruh Indonesia. (ART/VAN)