Menjelang awal Juli 2022, jagat TikTok dihebohkan dengan sebuah video yang diunggah oleh akun @kang.seblak1932 yang berisikan curhatan dirinya mengidap herpes zoster. Video tersebut viral setelah Setya, si pemilik akun, menceritakan awal dirinya mengira jerawat di wajah yang tidak lazim dan memeriksakannya ke dokter. Dari hasil pemeriksaan tersebut, ternyata dirinya terpapar virus herpes zoster. Lantas apa itu herpes zoster? Yuk, kita bahas!
Herpes Zoster atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama cacar api atau cacar ular adalah penyakit yang ditandai dengan timbulnya ruam dan bintil berisi air yang disertai nyeri pada salah satu sisi tubuh. Herpes zoster adalah kelanjutan dari penyakit cacar air sehingga herpes zoster tidak dapat menular.
Apa penyebabnya? Dilansir dari laman alodokter.com, herpes zoster disebabkan oleh virus varisela zoster, yaitu virus yang sama dengan penyebab cacar air. Virus penyebab penyakit ini dapat menetap di sekitar tulang belakang atau dasar dari tulang tengkorak tubuh, bahkan setelah cacar air sembuh. Setelah bertahun-tahun kemudian, virus dapat kembali aktif sehingga menyebabkan herpes zoster.
Penyebab aktifnya kembali virus varisela zoster hingga saat ini belum diketahui pasti. Namun, pada kebanyakan kasus yang terjadi, penyebab herpes zoster adalah sistem kekebalan tubuh yang menurun sehingga tubuh rentan terkena infeksi.
Lalu, apa gejalanya? Halodoc menjelaskan gejala akibat virus ini biasanya hanya memengaruhi sebagian kecil dari satu sisi tubuh. Beberapa gejala yang dapat ditimbulkan, antara lain nyeri (biasanya termasuk salah satu gejala awal dari herpes zoster), ruam (timbul pada satu sisi tubuh sesuai dengan saraf yang terinfeksi), nyeri berupa rasa panas seperti terbakar atau tertusuk benda tajam pada ruam, ruam berupa luka melepuh berisi air yang gatal dan menyerupai bintil cacar air, lepuhan akan mengering dan berubah menjadi koreng dalam beberapa hari, gatal dan mati rasa pada bagian yang terdapat ruam, dapat disertai demam, nyeri kepala, sensitif terhadap cahaya, dan rasa lelah. Gejala akan mereda setelah 14-28 hari. Jika kamu memiliki gejala seperti di atas, jangan ragu untuk menghubungi dokter, ya.
Setelah didiagnosis, bagaimana pengobatannya? Setelah diagnosis herpes zoster ditegakkan, pengobatan dengan obat antivirus perlu segera dilakukan guna mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Beberapa obat antivirus yang dapat diberikan adalah Famiciclovir, Acyclovir, dan Valacyclovir yang umumnya dikonsumsi selama 7-10 hari.
Jika demikian, dapatkah herpes zoster dicegah? Jawabannya adalah bisa! Cara untuk mengurangi risiko terjadinya herpes zoster adalah dengan mendapatkan vaksin cacar air atau vaksin varicella. Vaksinasi tersebut disarankan bagi orang yang berusia 50 tahun ke atas. Selain itu, vaksin juga bisa diberikan pada penderita herpes zoster untuk mencegah kekambuhan. Walaupun tidak dapat mencegah herpes zoster sepenuhnya, vaksin varicella bisa mengurangi keparahan gejala penyakit ini. Selain itu, vaksin ini juga mempercepat waktu penyembuhan.
Nah, itu tadi penjelasan tentang herpes zoster yang perlu kita waspadai pasca terkena cacar air. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua orang yang pernah terserang cacar air akan mengalami penyakit ini. So, jaga imun dan kesehatan tubuhmu, ya! (ESG/RAH)
You may also like
-
Langkah Sederhana untuk Lingkungan Tanpa Polusi
-
WORLD CUP DREAMS ALIVE? Indonesia Jumps 5 Spots in FIFA Rankings!
-
Memaksimalkan Potensi Black Friday untuk UMKM: Strategi Jitu Meningkatkan Penjualan
-
Recharge Sebelum Tahun Baru: 5 Manfaat Self-Care yang Wajib Kamu Tahu
-
Mengelola Keuangan Pribadi di Era Digital: Tips Memanfaatkan Platform Keuangan Digital