Hai EClicious! Ada gak sih dari kalian yang merasa takut saat berada di dalam ruangan yang tertutup dan sempit? Jika iya, bisa jadi kalau kamu itu mengidap claustrophobia atau fobia tempat tertutup dan sempit. Biasanya, seorang claustrophobic akan memiliki ketakutan yang berlebihan walaupun sebenarnya tidak ada bahaya menyerang. Untuk mengetahui lebih jelasnya, yuk, simak penjelasan berikut ini, ya!
Claustrophobia merupakan salah satu jenis fobia di mana seseorang memiliki rasa takut yang berlebih terhadap tempat tertutup. Secara umum, merasa takut saat terperangkap sebenarnya merupakan hal yang normal dengan catatan bila terdapat ancaman yang benar adanya. Akan tetapi, orang dengan claustrophobia dapat merasakan ketakutan pada situasi berada di ruang tertutup tanpa terdapatnya tanda bahaya yang jelas atau realistis.
Klaustrofobia dapat menyerang tiap orang dengan cara yang berbeda-beda. Gejala yang timbul dapat berupa gugup ringan hingga serangan panik. Beberapa gejala yang mungkin menyertai kondisi ini saat berada di ruang sempit di antaranya sesak napas, detak jantung cepat, berkeringat, gemetar atau tremor, mual, pusing, mulut kering, kulit kemerahan, panas dada, sesak atau sakit hiperventilasi, kebingungan atau disorientasi (linglung), mati rasa, sakit kepala, sensasi tersedak, dan merasa tidak enak badan. Beberapa penderita claustrophobia juga mungkin akan mendapatkan sensasi seolah akan mati atau dunia kiamat (sense of doom).
Berikut ini ada beberapa terapi untuk mengatasi claustrophobia yang dilansir di laman Kompas.com, di antaranya sebagai berikut:
- Terapi paparan
Secara bertahap terapi ini akan menempatkan penderita ke dalam situasi yang membuat takut untuk membantu mengatasinya. Misalnya, dari melihat foto ruang sempit hingga akhirnya dapat berada di ruang sempit.
- Terapi perilaku kognitif (CBT)
Salah satu jenis terapi bicara yang melibatkan pembicaraan tentang pikiran negatif pemicu rasa takut dan mempelajari cara mengatasinya. Terapi paparan dapat dikombinasikan dengan CBT.
- Realitas maya (VR)
Penggunaan simulasi komputer seolah penderitanya berada di lift atau mesin MRI. Dengan mendapatkan pengalaman melalui realitas maya dapat membantu mengurangi rasa takut dalam suasana yang terasa aman.
- Relaksasi dan visualisasi
Dengan nempelajari cara untuk menenangkan diri sendiri saat berada di situasi yang membuat takut.
- Perawatan medis
Jika terapi tidak cukup, dokter mungkin akan membantu meresepkan obat kecemasan atau antidepresan untuk membantu mengatasi kondisi yang menyebabkan ketakutan.
Penanganan yang baik dapat membantu mencegah timbulnya keluhan dari claustrophobia. (AR/KAN)
You may also like
-
Magang Sesuai Jurusan? Ini Cara Jitunya Biar Gak Salah Pilih!
-
Kuliah Sibuk, Tetap Sehat! Ini Rahasia Jaga Kesehatan di Tengah Hectic-nya Jadwal
-
Transformasi Diri: Cara Menghadapi Ketidakpercayaan di Lingkungan Baru
-
Stop Mainin Perasaan Orang, Ini Dia Rekomendasi Playground Untuk Dewasa
-
Networking untuk Mahasiswa: Menciptakan Peluang Melalui Koneksi