Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the temporary-login-without-password domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u702772576/domains/econochannelfeunj.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Tugas Rumah Meningkatkan Kualitas atau Malah Memberatkan Siswa? - Econo Channel

Tugas Rumah Meningkatkan Kualitas atau Malah Memberatkan Siswa?

 

Sumber: ruangmahasiswa.com

Dalam dunia pendidikan, tentunya kita akrab dengan istilah pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah adalah tugas yang diberikan pengajar setelah kita mempelajari suatu materi. Bentuk pekerjaan rumah ini bervariasi, bukan hanya berbentuk menjawab soal secara teoritis, tetapi juga melakukan praktek secara langsung. Hal ini diharapkan akan membentuk kreativitas dari mahasiswa.

Saat ini, Indonesia sedang mencari cara untuk menghilangkan pekerjaan rumah dan sering mendengar pekerjaan rumah dipandang sebagai beban bagi siswa, bahkan pekerjaan rumah membuat siswa merasa malas. Waktu luang yang dihabiskan siswa untuk membaca dan me-review materi sebenarnya banyak digunakan untuk pekerjaan rumah. Beberapa daerah di Indonesia, seperti kota Purwakarta di Jawa Barat, telah mengeluarkan kebijakan yang mengamanatkan penghapusan pekerjaan rumah.

Jika Anda melihat Finlandia yang telah terpilih sebagai negara paling terdidik di dunia, mereka tidak memberikan pekerjaan rumah kepada siswanya karena semua pembelajaran hingga kelulusan berlangsung di sekolah. Hal itu dianggap efektif untuk pembelajaran siswa. Di Finlandia, mereka tidak memberikan pekerjaan rumah karena kami ingin siswa kami memiliki waktu untuk bersantai dan mengistirahatkan otak mereka. Otak manusia juga butuh waktu untuk istirahat. Namun, sistem ini tidak dapat 100% ditransfer ke Indonesia karena ada perbedaan mencolok antara siswa Finlandia dan Indonesia dalam hal pekerjaan rumah.

Sebenarnya, tujuan utama dari pekerjaan rumah adalah agar siswa belajar di rumah karena tanpa pekerjaan rumah, siswa akan malas untuk belajar, khususnya pelajar Indonesia yang kurang berminat membaca. Dibandingkan negara lain, seperti Finlandia, Norwegia, Jepang, dan Denmark, Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara. Ini benar-benar menyedihkan. Siswa Indonesia belajar hanya ketika mereka menghadapi ujian. Mereka belajar pada malam atau siang hari sebelum ujian. Ini biasanya disebut sebagai sistem kebut semalam. Tidak seperti negara lain, kebanyakan orang menghabiskan waktu luang mereka untuk membaca.

 

Sumber: alodokter.com

Tentu saja guru tidak menginginkan itu, tetapi masalahnya adalah ketika tugas yang diberikan dianggap luas atau sulit bagi siswa. Kedua masalah ini membuat pekerjaan rumah menjadi kurang efisien. Ketika diberikan tugas yang banyak, siswa mengerjakannya dengan malas. Jika tugas yang diberikan terlalu sulit, siswa akan putus asa sehingga mereka mencontek jawaban temannya.

Di Indonesia, siswa belajar selama kurang lebih enam jam di sekolah sehingga pelajaran tersebut harus diselesaikan di sekolah. Guru harus mahir mengembangkan strategi untuk menyelesaikan semua pembelajaran di sekolah karena biasanya mereka menghabiskan waktu di rumah dengan melakukan berbagai kegiatan, seperti les musik, membaca Al-Qur’an, dan menghadiri pertemuan-pertemuan rohani. Lebih banyak pekerjaan rumah berarti lebih sedikit waktu bermain. Meski yang masih duduk di bangku sekolah dasar tetap butuh waktu untuk bermain.

Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget yang menunjukkan bahwa bermain mengaktifkan otak anak, mengintegrasikan fungsi belahan otak kanan dan kiri secara seimbang, membentuk struktur saraf, dan mengembangkan pemahaman saraf yang akan berguna di masa depan. Dengan otak yang aktif, ini adalah prasyarat yang sangat baik untuk menyerap pengalaman.

Ini menunjukkan betapa pentingnya waktu bermain bagi anak-anak untuk bersantai setelah hari yang panjang di sekolah. Kurikulum saat ini dapat dirancang sehingga jika Anda ingin memberikan pekerjaan rumah kepada siswa Anda, Anda dapat memberi mereka lebih sedikit dengan tujuan melihat apa yang mereka pelajari di sekolah. Beri mereka tugas untuk mencari informasi tentang sesuatu dengan membaca artikel atau buku. Ketika siswa merasa malas belajar atau bekerja dengan menyalin pekerjaan orang lain, itu menunjukkan bahwa tujuan itu sendiri tidak tercapai.

(YI/REI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

free da pa checker
newsspencer.com
iqos terea
iqos sipariş
iqos terea ankara
iqos terea istanbul
onwin
onwin giriş
deneme bonusu veren siteler
deneme bonusu veren siteler
casibom giriş
grandpashabet 2198
misbahis güncel giriş
misbahis
misbahis
maltcasino
mavibet
mavibet giriş
betredi
betredi
pusulabet
pusulabet giriş