Jokowi – “Salahkah Langkahku?”

Oleh: Bambang Purnomo Sidi 

Joko
Widodo atau yang biasa kita sapa dengan sebutan Jokowi telah memutuskan untuk
mencalonkan dirinya sebagai calon Presiden
Republik Indonesia 2014. Beliau yang masih menjabat sebagai gubernur DKI
Jakarta ini lantas pergi meninggalkan “Jakarta Baru”, slogannya untuk DKI
Jakarta dibawah arahannya. Keputusannya ini membuat para pesaing lain gundah dan membuatnya menjadi musuh
bersama bagi calon kandidat lain. Berbagai dukungan serta hujatan pun datang
bertubi-tubi kehadapannya. Lalu salahkah keputusannya ini?
Sebagaimana
telah kita ketahui Jokowi diusung oleh PDIP,
yang dalam quick count pemilu
legislatif unggul dari partai lainnya dengan suara hampir mencapai 20%. Kondisi
ini jelas mengundang tanggapan berbagai kalangan bagaimana The Jokowi Effect tampaknya berhasil membawa PDIP mendapatkan
perolehan suara terbanyak. Kembali kepada keputusannya yang bersedia dicalonkan
dan diusung oleh PDIP tentunya banyak mengundang pro dan kontra. Sempat terfikirkan
oleh penulis bagaimana bangsa ini telah kehilangan jati dirinya dan telah
melupakan dasar negaranya yang sangat hebat dan jarang dimiliki oleh negara
lain yaitu Pancasila.
Politik
itu kejam bung, politik itu kotor, tetapi harus ada seseorang yang turun ke
ranah tersebut untuk membersihkannya. Sosok Jokowi bersama “Jakarta Baru”-nya telah terbukti
dapat membawa Jakarta kearah yang lebih baik di berbagai sektor, walaupun sektor
lainnya masih terkesan belum tertata. Entah doktrin seperti apa dari Megawati Soekarno
Putri yang dapat membuat beliau akhirnya bersedia untuk dicalonkan. Ya, itulah
politik, sulit ditebak dan bangsa inipun berharap banyak pada sosok yang memang
terbukti kinerjanya. Walaupun 19 koma sekian persen telah dimiliki PDIP rasanya
cukup sulit karena PDIP harus tetap berkoalisi dengan partai lain apabila
mereka ingin mencalonkan Jokowi menjadi presiden RI.
Bangsa
ini lemah dan terpecah belah karena rakyatnya yang selalu mengusung pemimpinnya
masing-masing dan dari golongannya masing-masing, enggan mendukung ataupun
sekedar menerima si pemimpin terpilih. Siapapun yang menjadi pemimpin bangsa
ini pasti banyak menerima hal negatif dari rakyatnya. Inilah mengapa begitu
dilematis keadaan bangsa Indonesia saat ini, karakternya yang dulu bisa memerdekakan
bangsa inipun seolah luntur tak berbekas. Rasa persatuan dan kesatuan pun
seolah hilang oleh kerakusan akan jabatan semata. Faham demokrasi yang dianut
oleh bangsa ini seolah hanya menjadi formalitas dan tak sesuai pada
pelaksanaannya.
Sudah
seharusnya rakyat Indonesia kembali mencari jati diri bangsa ini dengan
mendukung penuh dan mempercayai siapapun pemimpinnya. Untuk apa demokrasi
diperjuangkan dan dipraktekkan jika akhir dari sebuah demokrasi tersebut adalah
kekecewaan dan sarat dengan penolakkan. Siapapun pemimpinnya marilah kita
bangun kembali bangsa ini dan kita gali kembali nilai-nilai yang terkandung
dalam dasar negara kita. Membangun kepentingan bersama yang kebermanfaatannya
bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia bukan hanya kepentingan golongan
yang berujung pada pertikaian.
Bagi
mahasiswa,
yang merupakan elemen terpenting penggebrak perubahan, harusnya bisa lebih
kritis menyikapi menurunnya nilai-nilai moral Pancasila. Bangsa ini butuh
pemimpin yang kinerjanya terlihat dan mampu menggiring perubahan kearah yang
lebih baik bagi yang dipimpin. Setiap orang memiliki hak yang sama dalam
penerapan konsep demokrasi, maka siapapun si pemimpin terpilih harus kita
dukung penuh. Jika memang tak sesuai harapan, mahasiswa bisa memegang kendali untuk
mewakili aspirasi rakyatnya untuk kemudian mencari jalan keluar.

Perihal
salah atau tidaknya keputusan Jokowi kembali kepada para pembaca. Tentunya
setiap keputusan pasti mengundang pro dan kontra. Terkadang politik tak
dipungkiri bisa mengubah pola fikir seseorang. Hal terpenting adalah bagaimana
kita bisa mempertahankan dasar negara ini yang semasa sekolah dulu selalu kita
ucapkan pada hari Senin sewaktu upacara bendera. Mencari jati diri bangsa yang
hilang dan semakin menjauh serta menyimpang. Merdeka
Bangsaku! Hidup Tanah Airku! Aku untuk Bumi Pertiwiku!

1 thought on “Jokowi – “Salahkah Langkahku?”

  1. Semoga langkah jokowi ini ga salah ya 🙂 sy sebagai rakyat indonesia mendukung siapapun yg akan jadi presiden 🙂 tapi mungkin jika jokowi jadi presiden, sy lebih lebih mendukung, karena jika melihat jokowi di media manapun, di berita2, beliau sosok yang sangat ramah, senyum yang diberikan jokowi adalah senyum yang ikhlas..senyum yg lebar tanpa tampak terpaksa, senyum yg membuat sy ikut tersenyum, sy harap semua yg melihat nya juga merasakan. Ttg isu 'jokowi boneka' sy sangat sedih, sy sama sekali tidak berpikir jokowi adalah boneka, malah sy sngat antusias, jokowi bukan hanya untuk jakarta melainkan untuk INDONESIA. 😀 semangat pak jokowi, sy harap bapak tidak akan mengecewakan sy dan rakyat indonesia jika terpilih jadi presiden. Btw, ulangtaun sy sama kayak bapak jokowi , 21 juni. Sy berdoa semoga semua yg lahir pada 21 juni bisa menjadi org yg hebat. Jangan cemarkan nama 21 juni pak jokowi 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *