doc : google.com

Fed Fund Rate Naik, Apa Pengaruhnya pada Pasar Saham ?

doc : google.com

Amerika Serikat (AS) memiliki porsi terbesar dalam keuangan internasional. Hal tersebut dapat kita lihat dari ekonomi AS yang merupakan terbesar dan paling produktif di dunia, di mana besarnya sekitar satu per lima dari PDB nominal dunia. Seperti yang kita ketahui pula, AS adalah salah satu negara terkaya di dunia yang memiliki sumber daya melimpah, infrastruktur yang maju, serta produktivitasnya yang tinggi. Bahkan, sejarah telah membentuk dolar AS menjadi mata uang dunia hingga saat ini. Masih banyak lagi alasan mengapa Amerika Serikat begitu memengaruhi perekonomian dunia. Lalu, apa jadinya bila bank sentral AS The Federal Reserve meningkatkan suku bunga acuannya?

            Dilansir dari kompas.com, pimpinan bank sentral AS Federal Reserve Jerome Powell menyatakan pihaknya tetap akan menaikkan suku bunga acuan secara gradual. Kebijakan ini dilakukan meski ada stimulus berupa pemangkasan pajak dan belanja pemerintah AS. The Fed pastikan kenaikan suku bunga menjadi kisaran 1,5 hingga 1,75 persen dengan total ada tiga kali kenaikan suku bunga sepanjang tahun ini. Selain itu, The Fed juga mengisyaratkan dapat menaikkan bunga acuan pada kecepatan yang sedikit lebih agresif pada tahun-tahun mendatang di 2019 dan 2020 untuk menjaga penguatan ekonomi secara stabil.

            Kenaikan Fed Fund Rate ini terus bergerak naik sejak kenaikannya pada 2015 lalu. Hal tersebut diperlukan guna keseimbangan ekonomi AS supaya tidak overheat. Hal tersebut rupanya berdampak bagi pasar saham. Naik turunnya harga saham tentu sudah menjadi hal yang sangat biasa. Namun, ketika suku bunga dikabarkan akan naik, investor domestik disarankan untuk membeli saham supaya mendapat keuntungan yang lebih baik dari masuknya dana asing setelah kenaikan suku bunga acuan The Fed.

             Ketika suku bunga sudah pasti naik, investor tentu akan menganalisis kembali negara-negara manakah yang nantinya akan menguntungkan. Kenaikan suku bunga ini perlu terus dipantau berhubung AS merupakan negara yang menarik di mata investor dari negara-negara maju. Meski begitu, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup baik sehingga investor pasti masih akan terus kembali.

             Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada Kamis (17/5). Penguatan berlanjut hingga jeda siang yang tiba-tiba turun jelang tutup perdagangan. Indeks acuan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup tergelincir 25,54 poin atau setara 0,44% ke level 5.815,92. Dilansir dari detik.com, pelemahan IHSG disumbang turunnya 5 saham sektoral. Saham sektor aneka industri jatuh paling dalam mencapai 1,80%. Sebanyak 219 saham menguat, 150 saham melemah dan 128 saham stagnan. Dana asing keluar Rp 642,71 miliar.

              Sedangkan indeks utama bursa AS kompak ditutup menguat pada perdagangan di hari yang sama. Indeks Dow Jones naik 0.25% ke level 24,768.93, S&P menguat 0.41% ke level 2,722.45, dan Nasdaq terangkat 0.63% ke level 7,398.30.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

da pa checker
marsbahis
onwin
deneme bonusu veren siteler
deneme bonusu veren siteler
onwin giriş
Casibom779.com
misbahis giriş, misbahis güncel adres
maltcasino
matbet
casibom giriş