Pesatnya perkembangan internet di Indonesia, membuat sejumlah pihak mengedukasikan pentingnya berinternet dengan cerdas. Era digital menyediakan berbagai ancaman bagi generasi muda. Industri 4.0 menyediakan alternatif komunikasi gaya baru, yaitu melalui media sosial. Hanya bermodal dengan kuota dan ponsel pintar, kita sudah bisa berselancar di dunia maya menjelajahi berita dengan nyaman. Sayangnya, kita semua hanya bisa fokus pada bagaimana agar tidak tertinggal informasi up-to-date, rumpian di grup WhatsApp, bahkan isu dan komentar di Instagram. Namun, pernahkah kita sadar bahwa semua perkembangan teknologi datang tanpa pernah kita dibekali dengan pengetahuan bagaimana cara menggunakannya. Tak hanya sekadar dalam urusan teknis, melainkan pada hal yang mendasar seperti “bijak dalam menggunakannya”. Apakah hal tersebut dianggap penting?
Teknologi tentunya memberikan kemudahan, tetapi secara tidak sadar teknologi juga menghadirkan berbagai kesusahan. Tak terhitung jumlah kesempatan yang diperoleh dan waktu yang dihemat sejak kehadiran media digital. Begitu juga dengan kesusahan yang ditimbulkan akibat mengikuti arus perkembangan segala informasi maupun perubahan yang sangat cepat. Hal ini sering disebut atau dikenal sebagai disrupsi; hal tercabut dari akarnya. Salah satu cara menghadapi disrupsi adalah dengan memahami teknologi itu sendiri, tren perkembangannya, hingga cara memanfaatkannya dengan bijak. Masyarakat Indonesia saat ini belum punya cukup ilmu untuk bertindak benar di era digital terutama dalam media sosial. Oleh karena itu, inilah pentingnya literasi digital.
Literasi harus direvolusi untuk mencerdaskan generasi millenial. Literasi tidak hanya membaca dan bahan bacaan bukan hanya manual, melainkan digital. Literasi tidak sekadar membaca dan menulis, tetapi juga keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan berbentuk cetak, visual, dan digital. Pada era digitalisasi yang semakin banyak bersinggungan dengan internet, maka literasi digital akan menjadi semakin mudah. Literasi digital ini merupakan kemampuan digital, kemampuan memanfaatkan media digital dengan bijak. Hal ini berkaitan dengan bagaiamana cara menerima informasi dan menyampaikan informasi.
Mengutip dari Detik.com, literasi digital cenderung dipahami secara sempit yang terbatas pada penguasaan dalam penggunaan teknologi saja. Literasi digital semestinya juga meliputi aspek-aspek kritis lain, seperti kesadaran data, kemampuan analisis data, dan kemampuan untuk fokus. Kesadaran data dalam mengakses internet menjadi hal penting yang perlu diperhatikan. Data menjadi sebuah komponen vital dalam setiap sistem aplikasi yang saling berinteraksi dan bertransaksi dalam dunia cyber. Hanya dengan mendaftarkan diri ke dalam sebuah platform, data kita secara otomatis disinkronisasikan ke dalam sistem. Meskipun akan mendapatkan beragam keuntungan dari proses sinkronisasi tersebut, ada konsekuensi-konsekuensi lain yang harus dipertimbangkan.
Pada era digital ini, menyerap data yang masuk dengan volume, kecepatan, dan varietas yang besar menjadi tantang tersendiri untuk kaum millenial. Teknologi dan internet tidak hanya identik dengan fenomena disrupsi, melainkan juga gejala distraksi yang ditimbulkan oleh penerimaan informasi dan data yang sangat besar, beragam, dan cepat. Berdasarkan lembaga riset Qualtrics dan Accel, yang menemukan bahwa rata-rata generasi millenial mengecek ponsel pintar mereka sebanyak 150 kali setiap hari. Perilaku-perilaku ini menjadikan mereka tidak bisa fokus menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di depan mata. Akibatnya, ponsel digital yang seharunya membantu untuk meningkatkan dan mempercepat produktivitas dari setiap kegiatn manusia justru menjadi penghambat kinerja.
Teknologi pada dasarnya diciptakan untuk memudahkan setiap kegiatan mansuiaa agar lebih efektif dan efisien. Literasi digital sebagai kompetensi bukan hanya kemampuan penggunaan teknologi, tetapi juga meliputi kemampuan menganalisis, berpikir kritis, sampai dengan kontrol penggunaannya.
Literasi digital merupakan salah satu bagian dari literasi media digital. Dengan adanya literasi digital, mendorong masyarakat untuk mampu bijak dalam menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola informasi, membangun pengetahuan baru, dan berkomunikasi secara efektif dalam lingkungan masyarakat. Literasi digital juga memungkinkan generasi millenial mampu mengumpulkan informasi dan mengelolanya secara efektif. (DV)
You may also like
-
Memperingati Hari Disabilitas Internasional 2024, Langkah Nyata Menuju Ruang Publik Inklusif di Jakarta
-
Management Event: Talkshow Prestasi 2024
-
International Community Service//DIGITAL SKILLS WORKSHOP FOR ADULTS: MASTERING THE BASICS OF TECHNOLOGY IN THE DIGITAL AGE
-
Simak Rangkaian Kegiatan PAS 1 PKKMB E&A 2024
-
PKKMB UNJ 2024/2025 jadi Momen Bersejarah dengan UNJ Resmi Berstatus PTNBH