ADA APA DENGAN PJJ?

Foto dari : Pinterest

Munculnya wabah COVID-19 di awal tahun 2020 ini seakan menambah deretan mimpi buruk bagi rakyat Indonesia. Pasalnya, virus yang berasal dari Wuhan, China ini berhasil menginfeksi masyarakat Indonesia dan meluluh-lantahkan Indonesia di berbagai sektor, seperti sektor ekonomi, pangan, pariwisata, sosial, manufaktur, transportasi, juga tak terkecuali sektor pendidikan. Dilansir dari Dinas Pendidikan Provinsi Jakarta, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) telah dilaksanakan sejak 16 Maret 2020 sebagai upaya untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19, dengan mengganti kegiatan belajar-mengajar yang semula tatap muka, kini bergeser menjadi kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan secara daring dengan sistem online.

Namun rupanya belum genap satu bulan Pembelajaran Jarak Jauh ini berjalan, sudah menuai banyak pro kontra dari masyarakat khususnya para pelajar dan orang tua. Mengingat Pembelajaran Jarak Jauh ini baru pertama kali dilaksanakan serentak di seluruh sekolah di Indonesia, masih banyak sekolah yang belum bisa beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi untuk menjalankan metode Pembelajaran Jarak Jauh. Selain itu, kendala Pembelajaran Jarak Jauh ini bukan hanya dirasakan oleh pihak sekolah, namun juga dirasakan langsung oleh para pelajar. Tercatat pada bulan pertama Pembelajaran Jarak Jauh ini dilaksanakan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima 213 pengaduan dari para pelajar di berbagai daerah di Indonesia. Pengaduan- pengaduan tersebut didominasi oleh pengaduan terkait beratnya penugasan yang diberikan oleh guru yang menguras banyak energi dan kuota internet. Para orang tua juga terkena imbas dari pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh, sebab mereka harus mengeluarkan banyak biaya untuk menunjang sistem belajar secara daring ini untuk kuota internet, selain itu ada beberapa orang tua yang merasa kesulitan untuk memotivasi dan mendampingi anaknya belajar, terutama bagi orang tua yang harus bekerja dan tetap pergi ke kantor.

Bak angin segar, pemerintah menjawab satu persatu keluhan yang dirasakan oleh para pelajar saat pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh terutama mengenai terbatasnya kuota internet dengan memberikan subsidi kuota ke seluruh sekolah di Indonesia di setiap bulannya. Namun, rasanya hal ini belum cukup untuk menjadi bukti terkait efektif atau tidaknya Pembelajaran Jarak Jauh ini dilaksanakan pada saat pandemi.

Oleh karena itu, penulis telah melakukan survei mengenai keefektifan Pembelajaran Jarak Jauh kepada 40 mahasiswa, 37 mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta, dan 3 lainnya berasal dari universitas lain. Adapun hasil survei yang didapatkan penulis sebagai berikut

Foto dari : Penulis

Data di atas menunjukkan bahwa sekitar 60% mahasiswa menyatakan bahwa mereka merasa pelaksanaan PJJ selama masa pandemi dinilai kurang efektif, karena mayoritas metode yang digunakan oleh tenaga pendidik hanya menggunakan modul, tanpa ada metode yang lebih variatif yang membuat mahasiswa/ pelajar lebih semangat dalam belajar melalui sistem daring. Selain itu, masalah sinyal dan kuota internet tetap menempati urutan pertama sebagai kendala yang dirasakan oleh banyak pelajar dalam melakasanakan PJJ ini. Sedangkan 40% lainnya menganggap bahwa PJJ yang dilaksanakan pada saat pandemi ini cukup efektif untuk memutus rantai penyebaran COVID-19, karena dengan adanya PJJ, pelajar tidak perlu datang langsung ke sekolah yang dikhawatirkan dapat menjadi klaster penyebaran wabah COVID-19.

Dari data tersebut, kita dapat mengetahui bahwa PJJ yang kita lakukan saat ini belum terlaksana secara efektif. Ini tentunya menjadi tugas berat bagi pemerintah untuk bisa dapat menemukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah PJJ yang dialami para pelajar. Selain pemerintah, tenaga pendidik juga mengambil peran penting agar PJJ ini dapat terlaksana dengan baik, yaitu dengan senantiasa memberikan metode belajar yang baik, variatif dan fun agar pelajar dapat memahami materi yang diberikan, dan tidak mengalami stress, mengingat pandemi ini bisa saja dapat berdampak buruk pada kesehatan mental. Semoga pandemi ini cepat berlalu, agar Indonesia dapat melepaskan semua bebannya dan kembali tersenyum lebar.

PENULIS : Nurul Rohiyatul Auliyah – D3 Administrasi Perkantoran 2018 – Juara III EconoChannel Writing Competition

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

casibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibom
güvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis siteleri