Kadal 174: Mengungkap Fakta Unik Thailand sebagai Tanah Kebebasan

Thailand merupakan negara berbentuk kerajaan yang berada di kawasan Asia Tenggara dengan luas wilayah sekitar 500.000 kilometer. Thailand sebenarnya merupakan sebuah negara yang kental dengan ajaran agama Buddha. Hal itu dibuktikan dengan lebih dari 95% penduduknya menganut agama Buddha aliran Theravada, sisanya menganut agama Islam dan lain-lain. Namun, di tengah religiositas yang tinggi tersebut isu mengenai kebebasan kehidupan beragam gender dan seksualitas yang unik masih menjadi topik hangat diperbincangkan ketika membahas Thailand. Kebijakan di negara ini mengatur para gender selain laki-laki dan perempuan, Thailand mengakui “gender ketiga” seperti transgender. Namun, sebenarnya gender yang ada pada Thailand di luar dari gender yang dikenal secara umum, ternyata memiliki kategori hingga 18 gender. Gender yang beragam ini diterima dengan baik dan tetap, mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari, seperti bekerja di kantor atau di manapun asal memiliki kemampuan. Thailand bahkan dikenal sebagai destinasi paling populer untuk operasi perubahan kelamin. Alasan dibalik hal itu karena Thailand mampu menyediakan layanan perawatan yang berkualitas tinggi dan juga terjangkau. Kita dapat melihat makna dibalik kebebasan yang diterapkan Thailand.  Kebebasan yang ada di Thailand salah satunya berasal dari arti kata Thailand itu sendiri di mana thai berarti bebas dan land berarti tanah, yang secara keseluruhan berarti Tanah Kebebasan. Maka, disini masyarakatnya dapat hidup bebas sesuai dengan prinsip yang mereka pilih.

Selain itu, terdapat fakta lain mengapa Thailand disebut sebagai tanah kebebasan, yaitu karena Thailand merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah. Negeri Gajah Putih itu tidak pernah dijajah oleh bangsa Eropa dan justru menjadi pihak yang netral. Faktor mengapa Thailand tidak pernah dijajah karena memiliki sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik serta mampu memanfaatkan ketegangan yang terjadi di negara lain untuk kepentingannya. Hal itu dibuktikan dengan kecerdasan Raja Thailand yang tersohor kala itu, yaitu Raja Chulalongkorn atau yang memiliki sebutan “Rama V”. Ketika terjadi konflik perebutan wilayah Thailand oleh Inggris dan Perancis, Raja “Rama V” lebih memilih menyerahkan beberapa wilayahnya agar tidak terjadi dominasi kekuasaan keseluruhan di wilayah Thailand oleh salah satu negara tersebut. Strategi cerdas lain yang ditunjukkan yaitu ketika Perang Dunia II, Thailand sempat membantu Jepang menjadi sekutunya melawan Amerika Serikat. Namun, setelah selesai Perang Dunia II, Thailand justru berbanding terbalik dengan menjadi sekutu Amerika Serikat.

Research and Development by Nur Andini Auliani

Edited by Kania Hani

Source:

https://travel.detik.com/travel-news/d-4404284/thailand-antara-seks-gender-dan-kehidupan-religius

https://www.suara.com/health/2019/11/23/083500/tidak-cuma-lelaki-dan-perempuan-ada-18-identitas-gender-di-thailand

https://www.bloomberg.com/news/features/2015-10-26/how-thailand-became-a-global-gender-change-destination

https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/mengapa-thailand-tidak-pernah-dijajah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *