Apakah kalian pernah membeli barang baru secara terus menerus hanya untuk melengkapi atau menyempurnakan barang yang telah dimiliki padahal kamu tidak membutuhkannya? Kalau iya, kalian bisa dikatakan terkena Diderot Effect.
Istilah ini berasal dari Filsuf Prancis yang bernama Denise Diderot, saat itu ia merupakan seorang pustakawan yang sangat miskin. Suatu ketika Diderot menjual perpustakaannya kepada seorang Ratu Rusia yang membuatnya menjadi kaya raya. Tidak lama kemudian, Diderot dihadiahi mantel yang keren oleh seorang temannya. Namun, ia merasa mantel tersebut tidak sepadan dengan kondisi rumahnya yang berisikan barang-barang jelek sehingga ia memutuskan untuk memborong perabotan rumah yang baru.
Nahasnya, kebiasaan ini menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Ia sampai kehabisan uangnya dan memiliki banyak hutang di mana-mana hanya karena untuk mengubah tampilan rumahnya menjadi lebih mewah. Akhirnya, Diderot diperbudak oleh benda yang dikaguminya sehingga hidup Diderot menjadi miskin kembali.
Jadi, Diderot Effect itu merupakan kecenderungan manusia untuk selalu menambah, menumpuk, dan meningkatan (upgrade) sesuatu. Contohnya, awalnya kamu membeli Iphone, kemudian kamu beli Airpods dan Apple Watch, setelah itu kamu beli Macbook, Ipad, dan seterusnya.
Berlaku juga saat membeli mobil baru, di mana kamu berkeinginan untuk memasang pelapis kursi yang lebih nyaman, mesin yang lebih tangguh, hingga perangkat hiburan agar mobil semakin terlihat keren.
Jadi, kamu selalu ingin meningkatkan, menyempurnakan atau melengkapi barang yang telah dimiliki. Perilaku seperti ini akan terus dilakukan oleh seseorang karena tidak pernah merasa puas dan sebagai usahanya dalam membentuk identitas sosial. Diderot effect ini bisa berlaku mulai dari barang, produk, makanan, dan ekosistem lainnya. Kamu akan mengalami Diderot Effect jika kamu sulit membedakan untuk membeli sesuatu yang mendesak sekadar untuk penampilan atau hanya untuk menaikkan status sosial.
Jika memang kamu merasa terkena Diderot Effect, cobalah untuk memahami keadaan diri sendiri, kuasai nafsu atas kepemilikan, dan berpikir kembali apakah barang yang akan kamu beli itu benar-benar yang kamu butuhkan atau hanya jebakan dari Diderot Effect. (AR/NAN)
You may also like
-
Mempererat Koneksi: Kunci Sukses di Dunia Kerja
-
Seminar Towards a Sustainable Economy: The Role of ESG In Improving Corporate Sustainability Reporting Performance
-
Bincang Prestasi 2024: from Ordinary to Extraordinary: Unlocking the Path to Remarkable Achievements
-
Building Tax Awareness and Compliance in Small Medium Enterprises (SME): A Comprehensive Taxation Education Program
-
Economics Expo 2024: Meriah dan Spektakuler!