Sumber foto: wartasasando.pikiran-rakyat.com
India merupakan negara produsen gandum terbesar kedua setelah China dengan kapasitas produksi 107,5 juta ton. Impor gandum dari negara ini, sebenarnya menjadi andalan banyak negara setelah stok komoditas merosot akibat Perang Rusia-Ukraina. Indonesia sendiri mengimpor gandum sebesar 11,7 juta tiap tahunnya atau setara US$3,45 miliar. Kini, India melarang ekspor gandum untuk sementara guna meredam kenaikan harga di dalam negeri. Kondisi tersebut menyebabkan harga gandum di dunia langsung melejit tinggi. India bukanlah pengekspor gandum utama di dunia, tetapi larangan ekspor dari negara tersebut dapat mendorong harga global semakin tinggi.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, pelarangan ekspor semua gandum yang dilakukan India dapat berdampak terhadap stabilitas pangan di dalam negeri. Bhima menjelaskan setidaknya terdapat empat dampak yang akan dirasakan akibat pelarangan ekspor gandum tersebut. Pertama, harga gandum di pasar Internasional telah naik 58,8 persen dalam setahun terakhir. Imbas pada inflasi pangan, tentu akan menekan daya beli masyarakat, misalnya, tepung terigu dan mie instan. Ditambah lagi, Indonesia tidak bisa memproduksi gandum sehingga banyak industri makanan dan minuman skala kecil yang harus memutar otak untuk bertahan di tengah naiknya biaya produksi. Kedua, pelarangan ekspor gandum yang belum diketahui sampai kapan waktunya membuat kekurangan pasokan menjadi ancaman serius. Ketiga, pengusaha harus segera mencari sumber alternatif gandum. Menurut Bhima, ini seharusnya menjadi kesempatan untuk memakai bahan baku alternatif selain gandum, seperti jagung, singkong, dan sorgum yang banyak ditemukan di Indonesia. Keempat, pakan ternak sebagian menggunakan campuran gandum. Hal ini, pada akhirnya dapat menyebabkan harga daging dan telur juga naik lantaran harga gandum meningkat.
Menanggapi hal itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, mengatakan bahwa pemerintah Indonesia sedang mempelajari dampak larangan ekspor India ke Indonesia. Indonesia mengimpor sepertiga kebutuhan tepung gandum dari negara Asia Selatan tersebut. Dia mengatakan, Indonesia masih memiliki stok tepung gandum untuk tiga bulan ke depan. Oleh sebab itu, kebijakan India tidak akan berdampak langsung ke dalam negeri dalam waktu dekat. India menetapkan kebijakan larangan ekspor gandum untuk mengendalikan harga domestik yang mencetak rekor tertinggi. Pemerintah India hanya mengizinkan ekspor untuk izin yang terlanjur diterbitkan sebelum larangan ekspor diumumkan. Uniknya, larangan ekspor tersebut terjadi setelah India menargetkan rekor ekspor 10 juta ton tahun ini. Para pejabat mengatakan bahwa tidak ada penurunan signifikan terhadap produksi gandum. Namun, larangan ekspor dilakukan untuk meredam kenaikan harga di tingkat domestik.
Walaupun begitu, untuk mengantisipasi dampak yang akan terjadi, pemerintah perlu segera mempersiapkan strategi untuk mitigasi berlanjutnya ekspor gandum India. Pengusaha di sektor makanan, minuman, dan pelaku usaha ternak perlu berkoordinasi mencari jalan keluar bersama dengan pemerintah. Bukan tidak mungkin, pemerintah Indonesia bersama negara lain melakukan gugatan kepada India ke WTO karena kebijakan unilateral India yang merugikan konsumen dan industri di Indonesia. (SRH/RIV)
You may also like
-
Langkah Sederhana untuk Lingkungan Tanpa Polusi
-
WORLD CUP DREAMS ALIVE? Indonesia Jumps 5 Spots in FIFA Rankings!
-
Memaksimalkan Potensi Black Friday untuk UMKM: Strategi Jitu Meningkatkan Penjualan
-
Recharge Sebelum Tahun Baru: 5 Manfaat Self-Care yang Wajib Kamu Tahu
-
Mengelola Keuangan Pribadi di Era Digital: Tips Memanfaatkan Platform Keuangan Digital